Sunday, March 11, 2012

Dengan Rp. 1000, - /hari membantu keluarga kurang mampu

Kami selaku pengurus Yayasan Kampung Seribu menerima donasi/infaq sebesar dengan Rp. 1000,- yang akan kami salurkan ke keluarga kurang mampu/miskin dalam bentuk kewira usahaan dengan pendampingan dari team ahli

Bisnis Modal Kecil: Aneka JUS yang Joss

Jika ingin USAHA modal kecil tetapi bisa meraup keuntungan yang cukup besar, bisnis ini bisa menjadi jawaban kita. Hal ini dikarenakan untuk membuat jus sangat murah sekali tetapi menjualnya bisa sampai 150% sampai 300% dari harga buah yang dibuat jus. Dan alat yang dibutuhkan juga cuma alat pembuat jus,beberapa meja kursi,gelas dan piring serta gerobak yang harganya tidak tidak terlalu mahal.

Bisnis ini akan lebih laku kalau menjualnya dipagi hari sampai sore karena cuaca saat tersebut sedang panas-panasnya. Sedangkan pada saat itu biasanya orang-orang bekerja di kantor. Solusinya adalah menggunakan pegawai minimal 2 orang.

Konsumen

Semua orang dari semua golongan dan umur.

Bagaimana memulainya

Meski bisnis ini tergolong murah dan mudah, tetapi kita tidak boleh main-main dalam memilih tempat. Usahakan tempat ini luas dan berada di sekitar taman. Jika terpaksa di ruangan yang agak tertutup. Apabila kita mempunyai pekarangan yang cukup luas, itu sudah sangat tepat sekali untuk memulai bisnis ini. Yang kita perlu lakukan sesudah itu adalah membeli peralatan pembuat jus dan gelas-gelasnya, juga meja dan kursi. Sebaiknya setiap meja bisa digunakan dari dua sampai enam orang, dan meja yang kita sediakan minimal enam. Apabila lokasi yang kita gunakan dipinggir jalan atau didepan supermarket kita bisa menggunakan gerobak dan beberapa kursi saja. Selain perlengkapan diatas kita masih harus memasang papan nama dan berpromosi agar tempat kita dikenal.

Promosi cukup pada beberapa saat sebelum sampai sesudah pembukaan saja, sesudah itu kita manfaatkan promosi dari mulut ke mulut para konsumen. Hal ini bisa kita dapat jika konsumen kita puas. Hambatan Karena tempat yang kita gunakan adalah ruang terbuka dan yang kita jual minuman jus segar , jika hujan penjualan kita merosot tajam. Kunci Sukses Jus yang kita jual sebaiknya beraneka macam. Selain itu buah-buahan yang kita gunakan sebagai bahan baku juga berkualitas. Bisnis ini tidak boleh menggunakan sembarang bahan baku. Gula pun juga harus asli. Sebagai tambahan kita bisa menjual juga makanan-makanan ringan, seperti roti, lumpia, jajan pasar dan lain-lain. Juga agar suasana ditempat usaha ini tidak terlalu sepi, kita bisa memutarkan lagu-lagu yang sedang hits agar pelanggan betah dan ingin mampir lagi.

SILAHKAN MELAKUKAN INOVASI PRODUK, MEMBUAT TAG LINE PRODUK YANG UNIK, SISTEM MARKETING DSB. INI HANYA IDE AWAL SAJA. SEORANG ENTREPRENEUR SEJATI SELALU PUNYA IDE CERDAS SETELAH DIPANCING SATU IDE KECIL…..

Bisnis Kuliner: Waralaba Dobbi Burger & Fried Chicken Yogya

Bisnis kuliner memang tidak ada matinya. selama manusia punya perut dan doyan makan, bisnis kuliner akan selalu berprospek menjanjikan. Dobbi Burger & Fried Chicken Yogya, misalnya. Waralaba berbasis masakan ayam goreng tanpa MSG dan burger aneka rasa yang berpusat di kota Yogyakarta dan dirintis sejak enam tahun yang lalu ini, kini makin kencang penyebarannya. Bukan hanya kota-kota di Jawa saja yang ingin bergabung menjadi mitra franchiseenya, namun sudah banyak yang berasal dari luar Jawa.

“Dobbi sudah ada di Balikpapan, Bontang, Samarinda, Tabalong, Palembang, dan beberapa kota kabupaten lainnya. Tahun depan target kita bisa ada di banyak kota lagi. Karena untuk luar Jawa ternyata prospeknya sangat bagus, investasinya cepat sekali kembali, dan secara kompetisi memang belum ketat sehingga kemungkinan untuk leading menguasai pasar itu sangat besar. Karena itu mulai bulan ini kita buka kesempatannya,” jelas Irawan Kusumo, owner Dobbi Burger&Fried Chicken.

Peluang Bisnis Modal Kecil: Budidaya Gurami Lahan Sempit

Seiring dengan menjamurnya pusat-pusat kuliner di kota-kota besar, permintaan terhadap pasokan ikan gurami kian meningkat. Itulah sebabnya budidaya gurami kini banyak dilirik oleh para petani modern. Selain pasarnya sangat prospektif, harganya cukup menggiurkan, juga karena ada pilihan-pilihan fase yang sama-sama memberi keuntungan yang menggiurkan. Baik fase peneluran, pembibitan, pendederan, pembesaran, maupun perdagangannya.

“Kebutuhan gurami di Yogya saat ini 4 ton per malam. Hampir 75% masih didatangkan dari Tulung Agung. Uang yang berputar sekitar 100 juta perhari. Begitu juga di pembibitan, pasokannya kurang terus. Kita masih mengandalkan dari Purwokerto, sebab Yogya baru bisa menghasilkan bibit sendiri sekitar 50% saja. Jadi, ceruk pasar dari bisnis gurami sangat besar,” ujar Among Kurnia Ebo, Direktur PerMina (Perhimpunan Masyarakat Perikanan Nusantara) di PusdikLat PerMina Jalan Gurami Raya No 2 Jambidan, Banguntapan BantuL Yogyakarta.

Fenomena ini menujukkan bahwa gurami adalah potensi bisnis yang luar biasa di tengah banyaknya orang kebingungan hendak berinvestasi di bidang apa. Sebagai bagian dari matarantai bisnis kuliner, gurami menjadi lahan bisnis yang sangat menarik dan prospektif untuk diterjuni.

Oleh karenanya, untuk menangkap peluang tersebut PerMina akan menggelar Diklat Budidaya Gurami Teknik Guba di Lahan Sempit Berbasis Probiotik pada Minggu 24 Oktober 2010 di Kampung Gurami Jambidan, Bantul. Dengan pembicara Budi Suyoto (pembudidaya gurami dan tokoh perikanan Bantul), Usman Wiwied (pelaku trading gurami antar pulau), Among Kurnia EBo (konsultan Teknik Guba) dan Gosis Siswanto (pemasar dan pengembang gurami Albino).

“Bahkan dengan metode tertentu kita bisa panen tiap bulan dengan beberapa kolam saja. Kita bisa punya ATM satu atau dua juta rupiah sebulan hanya dari kolam-kolam kecil. Jadi, sangat efisien sekali,” jelas Among seraya mengatakan bahwa beaya diklat di PerMina hanya Rp 200 ribu dan peserta sudah mendapatkan kartu ID PerMina yang bermanfaat untuk hubungan jaringan gurami secara nasional, makalah, sertifikat, makan, dan juga konsultasi gratis seumur hidup.
Pendaftaran lewat hotline (0274) 9357800 atau ke www.diklatpermina.com.

Teknik Guba memang berbeda dengan sistem konvensional yang selama ini dilakukan para petani tradisional yang kebanyakan mengolamkan ikan dengan ala kadarnya. “Dengan sistem Guba kita akan mencetak petani berwawasan modern dengan aplikasi probiotik sehingga budidaya gurami terasa makin mudah, praktis, sederhana, minim resiko, namun keuntungannya berlipat ganda. Semuanya akan dikupas tuntas termasuk jaringan pemasarannya. Peserta diklat juga akan diberikan pendampingan atau konsultasi gratis seumur hidup,” jelas mantan wartawan Jawa Pos Group ini meyakinkan.

Dijelaskannya, bahwa keuntungan lain metode ini adalah budidaya gurami bisa dilakukan di lahan-lahan sempit di pojok pekarangan dan dengan modal terbatas.

“Ibaratnya, dengan modal satu juta saja kita sudah bisa mulai action! Dan karena bisa mengoptimalkan lahan sempit maka budidaya gurami bisa dilakukan di tengah kota. Apalagi gurami mensyaratkan air yang menggenang, tidak mengalir, dan lebih bagus dari air tanah yang bebas polusi. Hal ini akan lebih memudahkan dan bisa dilakukan secara sambilan, bahkan oleh ibu rumah tangga,” tandas alumnus Entrepreneur University (EU) Yogyakarta yang Juli lalu memberikan workshop untuk para aktivis sosial dari 13 negara Asia Pasifik bekerjasama dengan Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia.**

Panduan Wirausaha: Berani Berpikir Keluar dari Cara Pikir Umum

Hampir semua kita menghabiskan minimal 12 tahun bersekolah. Apakah sekolah penting? Ya jelas penting.

Lalu, mengapa bersekolah? Untuk menuntut ilmu.

Mengapa jawaban bersekolah untuk menuntut ilmu itu benar? Karena sekolahan memberikan pelajaran kepada kita secara sistematis, secara bertahap. Mengapa harus sistematis? Agar kita pun mampu berpikir sesuai urutan sistem yang logis. Ya, secara sadar atau tidak, kita kini sangat menjadi logis, sistematis dan realistis dalam berpikir dan mengmabil tindakan. Itu hasil dari sekolah. Cara berpikir sistematis dan logis inilah yang membedakan kita dengan orang-orang yang tidak pernah bersekolah. Tidak bisa disangkal, berpikir logis dan sistematis adalah baik. Namun bisa menjadi tidak baik jika kita keliru bertindak karena tradisi yang “harus” logis ini.

Karena pada kenyataannya, tidak semua kejadian dapat dijelaskan dengan pola pikir logis dan sistematis.

Bagaimana bisa cara berpikir seperti itu menjelaskan popularitas seorang “Norman Kamaru”, atau “Ayu Tingting” atau “Shinta dan Jojo?”

Bagaimana pula kita bisa menjelaskan bencana yang datang tiba-tiba secara tidak sistematis? Bagaimana pula kita bisa menjelaskan novel Laskar Pelangi bisa jadi demikian fenomenal, padahal Andrea Hirata, si penulisnya tidak pernah mengirimkan naskah itu ke penerbit?.

Krisi finansial pada tahun 2008 di Amerika dan 2010 di Eropa, memicu krisis global, membuktikan bahwa bisnis tidak dapat dianalisa “HANYA” dengan cara berpikir sistematis dan logis saja. Perusahaan-perusahaan besar yang begitu kuat secara finansial bertumbangan dengan mudahnya, sementara pada saat yang sama, pemilik warung-warung makan tetap saja dapat mencetak keuntungan. Padahal belum tentu otak pemilik warung “lebih” brillian dari para pimpinan perusahaan besar yang bangkrut itu. Mengapa???

Jawabannya adalah, ada kekeliruan bertindak akibat cara berpikir yang sangat logis dan sistematis itu. Untuk dapat mengantisipasi kekeliruan karena cara pikir ini, kita harus memahami bahwa:

Sebagai manusia, kita harus berubah setiap saat, kita harus berani dan mampu berpikir sesuatu yang tidak umum terjadi. Selalu berpikir dengan “cara umum” harus ditinggalkan.
Dengan cara yang sama tidak akan mampu memberi hasil yang berbeda. Lakukan hal berbeda jika ingin hasil yang berbeda.
Karena kita ingin sukses, maka kita harus berpikir bahwa kesuksesan akan dapat diraih jika pikiran kita dipenuhi oleh pikiran sukses, berpikir sukses di awal, bukan berpikir tentang kegagalan.

Berani Berpikir Keluar dari Cara Pikir Umum

Semua anak sekolahan cara berpikirnya sama. Mereka ‘harus’ mengerjakan soal dengan cara yang sama, dan jawabannya pun harus sama. Sebab, jika tidak sama, mereka akan salah, nilai jelek dan bisa tidak lulus. Nah, sekolah- sekali lagi- telah mengajarkan kepada kita cara berpikir sesuatu yang umum terjadi.

Memangnya, dengan pola pikir umum seperti ini, kita bisa mengubah dunia?? PASTI TIDAK!!!

Itulah sebabnya mayoritas karyawan yang berani memiliki usaha sampingan pun pasti bertindak secara umum menjadi pedagang biasa. Jarang ada yang bisa mempunyai bisnis besar yang menjadikannya raja kecil di kerajaan bisnis yang dia bangun. Jarang sekali. Mengapa demikian? Sebab cara berpikirnya masih umum, logis dan sistematis. Cermatilah, usaha sampingan karyawan yang paling umum adalah: warung kelontong, warung makan, agen voucher dan sejenisnya.

Ini menjadikan kita tidak kompetitif!

Bayangkan, melihat ada tetangga yang buka cunter pulsa laris, kita pun ikut-ikutan buka counter pulsa. Melihat tetangga sukses buka warung makan laris,kitapun ikut berpikir untukbuka hal yang sama dengan pertimbangan “PASAR yang sudah terbentuk”. Benarkah selalu demikian? Mengapa tidak berpikir menjadi suplier telur, atau hal lain untuk mensuplai warung miliktetangga kita? Kan ini lebih asik, dan tidak perlu harus bersaing dengan tetangga kita yang telah mapan duluan? :)

Bisnis, harus berpikir berbeda. Berani berpikir diluar kebiasaan umum. Hasilkanlah produk yang menjadi pembeda.

Contoh paling umum, seandainya saja dulu Wrigth bersaudara tidak berpikir bahwa kita bisa terbang bagai burung, mungkin kita tidak akan menyaksikan bahwa jarak menjadi dekat dengan pesawat terbang. Seperti yang semua kita ketahui, Wrigth bersaudara adalah pemilik pabrik SEPEDA. Jika mereka hanya berpikir umum, hanya memikirkan sepedanya, ya kita tidak melihat ada pesawat terbang.