Sunday, July 31, 2016

Penggemar Off Road Ingin Motor Trail 150 ccHonda K84A Pakai Karburator

Honda-CRF150F-2015-019
GRC - Kemarin kita sudah membahas mengenai kemungkinan sistem pembakaran yang akan digunakan oleh motor trail lokal 150 cc buatan Astra Honda Motor (AHM) yang menggunakan kode K84A, apakah menggunakan sistem pembakaran karburator atau sistem pembakaran injeksi (electronic fuel injection/EFI). Namun, mayoritas sepakat kalau mereka lebih menginginkan Honda K84A menggunakan sistem pembakaran karburator! Biyuuuh!!
Karakter pengguna motor trail memang agak berbeda dengan street bike mas bro… Mayoritas pengguna motor trail, khususnya motor trail lokal dengan mesin 150 cc, nggak puas sama tunggangannya. Mereka menilai mesin standar masih kurang nampol untuk melibas jalur off road yang ekstrem. Nggak heran begitu beli motor trail baru langsung dioprek, biar tarikan lebih beringas dan mampu melibas tanjakan-tanjakan tinggi. Terus, kenapa kok motor dengan mesin karburator lebih disukai oleh pecinta off road? Yang jelas motor dengan sistem pembakaran karburator jauh lebih mudah dioprek, biaya buat ngopreknya pun lebih murah dibandingkan dengan sistem injeksi, dan perawatannya juga gampang, bahkan sekelas bengkel pinggir jalan pun bisa mengutak-atik. Apalagi namanya off road kan di hutan atau di pedalaman, nggak ada bengkel yang punya fasilitas canggih untuk menangani sistem injeksi.
Tapi bagaimana dengan realitanya? Kita masih belum tahu mas bro, apakah AHM akan menyematkan sistem pembakaran karburator atau injeksi pada Honda K84A. Peluang penggunaan sistem pembakaran karburator memang masih ada, namun sangat kecil. Kenapa? Pertama, saya meyakini bahwa Honda K84A diciptakan sebagai motor dual sport (on road – off road) yang bersifat street legal, bukan motor off road murni sehingga penggunaan sistem pembakaran injeksi jauh lebih logis dengan mempertimbangkan emisi gas buang yang lebih terkendali (lolos Euro 3) dan efisiensi bahan bakar. Alasan kedua, AHM sudah tidak memiliki produk yang menggunakan sistem pembakaran karburator. Sejak diberlakukannya Euro 3 di Indonesia, AHM meninggalkan sistem karburator dan menggantinya dengan sistem injeksi. Rasanya agak impossible kalau AHM rela membuat satu motor dengan sistem pembakaran yang berbeda. Malah akan menjadi langkah mundur bagi AHM kalau nekat pakai sistem karburator di Honda K84A. Terlebih mesin Honda Verza/MegaPro yang digadang-gadang sebagai basis mesin Honda K84A juga sudah menggunakan sistem injeksi. Semoga saja nanti AHM tetap bisa menyajikan motor trail 150 cc injeksi dengan performa yang galak seperti sistem karburator… Amiiiin!

Trail 150 cc Honda K84A – Pakai Sistem Injeksi Atau Karburator?

Honda-CRF150F-2015-004
GRC - Membahas mengenai sosok calon motor trail lokal buatan Astra Honda Motor (AHM) memang sangat menarik. Sejumlah sumber yang cukup kuat mengatakan bahwa motor trail lokal 150 cc buatan AHM menggunakan kode project K84 atau K84A. Huruf “A” yang berada di belakang kode K84 menunjukkan kalau ini merupakan motor generasi pertama. Selentingan kabar pun mengatakan kalau Honda K84A bakal diluncurkan oleh AHM pada tahun 2017 mendatang.
Karena diproduksi oleh AHM di Indonesia, maka nggak heran kalau nantinya Honda K84A menggunakan mesin yang common parts dengan produk AHM yang sudah ada. Indikasi pun mengerucut, Honda K84A bakal menggunakan mesin yang sama dengan Honda Verza/MegaPro. Jelas ini merupakan pilihan yang sangat logis, mengingat mesin Verza/MegaPro tergolong bandel, memiliki performa yang oke, irit bahan bakar, ongkos produksi murah, perawatan mudah, dan ketersediaan spare parts melimpah (banyak common parts). Klop banget dengan karakter mesin yang diperlukan untuk motor trail. Apalagi yang dihadapi oleh Honda adalah Kawasaki KLX150 yang secara spesifikasi mesin standarnya saja sudah kalah kalau dibandingkan dengan Verza. Nanti AHM tinggal melakukan penyettingan ulang agar mesin Verza sesuai dengan karakter motor trail yang torsinya lebih galak dibandingkan dengan street bike macam Verza atau MegaPro.


Nah… Salah satu hal yang cukup menarik perhatian adalah, apakah nanti AHM akan menyematkan sistem pembakaran injeksi atau karburator pada Honda K84A? Kalau bertanya kepada penggemar off road, pasti sebagian besar akan kompak menjawab sistem karburator lebih baik dibandingkan dengan injeksi. Alasannya perawatan motor dengan sistem karburator lebih mudah dan lebih murah – bahkan sampai bengkel pinggir jalan pun bisa, serta gampang disetel atau dioprek. Tapi kalau menggunakan sistem karburator juga bertentangan dengan filosofi Honda – AHM yang berupaya menyediakan motor canggih, efisien, dan ramah lingkungan. Apesnya lagi, seluruh motor yang dijual oleh AHM sekarang sudah menggunakan sistem pembakaran injeksi (electronic fuel injection – EFI). Tidak ada lagi yang menggunakan karburator. Apakah khusus untuk motor trail AHM bakal menyerah dengan filosofinya? Atau justru AHM berupaya meracik motor trail dengan tarikan yang binal namun tetap mempertahankan sistem EFI? Yah… Time will tell laahh…

Graham Jarvis Menangkan The Battle of Vikings 2016, Wade Young Kedua!

The-Battle-of-Vikings-2016-Podium-001
GRC - Lagi-lagi rider enduro asal Inggris, Graham Jarvis, memenangkan kompetisi extreme enduro nih mas bro… Setelah berhasil menggondol podium pertama di Erzbergrodeo Red Bull Hare Scramble 2016 dan Red Bull Romaniacs 2016, Graham Jarvis juga berhasil meraih podium pertama pada kompetisi The Battle of Vikings 2016 yang berlangsung di Swedia. Kemenangan Graham Jarvis di The Battle of Vikings 2016 tentu saja cukup menggembirakan sekaligus menjadi kado spesial bagi Husqvarna. Kenapa? Pasalnya, rider yang sudah berusia 41 tahun ini baru saja memperpanjang kontrak dengan Husqvarna hingga dua tahun ke depan atau sampai tahun 2018… Apalagi The Battle of Vikings juga digelar di Swedia yang notabene menjadi negara asal Husqvarna!!
Di urutan kedua The Battle of Vikings 2016 diisi oleh rider muda asal Afrika Selatan yang masih berusia 20 tahun, Wade Young, menggunakan motor Sherco 250 SE-R, sedangkan di posisi ketiga ditempati oleh Lars Enöckl yang menggunakan KTM 300 EXC dan di urutan keempat ada nama rider lokal asal Swedia, Joakim Ljunggren, dengan motor KTM 500 EXC. Tingkat persaingan di The Battle of Vikings 2016 memang bisa dibilang kurang hot, karena sejumlah rider extreme enduro ternama tidak ikut ambil bagian. Alfredo Gomez (KTM) dan Mario Roman (Husqvarna) misalnya, lebih memilih ikut kompetisi The Wall Extreme 2016 di Italia pada waktu yang sama, sementara Jonny Walker (KTM) masih dalam proses penyembuhan dari cidera tangan. Anyway, selamat buat para pemenang!
The-Battle-of-Vikings-2016-Graham-Jarvis-Husqvarna-TE-300-001
Graham Jarvis – Husqvarna TE 300
The-Battle-of-Vikings-2016-Wade-Young-Sherco-250-SE-R-001
Wade Young – Sherco 250 SE-R
The-Battle-of-Vikings-2016-Lars Enöckl-KTM-300-EXC-001
Lars Enöckl – KTM 300 EXC
The-Battle-of-Vikings-2016-Joakim Ljunggren-KTM-500-EXC-001
Joakim Ljunggren – KTM 500 EXC

Alfredo Gomez Genggam Kemenangan di The Wall Extreme Enduro 2016

The-Wall-Extreme-Enduro-2016-Podium-001
GRC - Akhir pekan ini para rider extreme enduro terbelah mas bro… Lha kenapa? Karena ada dua event kompetisi pada waktu yang sama namun di tempat yang berbeda. Satu kompetisi adalah The Battle of Vikings 2016 di Swedia, sedangkan yang satunya lagi The Wall Extreme Enduro 2016 di Italia. Nggak heran kalau rider-rider top dunia di segmen extreme enduro ada yang ikut The Battle of Vikings 2016 dan ada pula yang ikut The Wall Extreme Enduro 2016, membuat mereka nggak bisa saling adu skill pada satu event yang sama. Contohnya saja Graham Jarvis (Husqvarna) dan Wade Young (Sherco) lebih memilih The Battle of Vikings 2016, sementara Alfredo Gomez (KTM) dan rekan satu tim Graham Jarvis di Husqvarna, Mario Roman, terjun di The Wall Extreme Enduro 2016. Mengenai The Battle of Vikings 2016 yang dimenangkan oleh Graham Jarvis sudah kita bahas di posting ya… Sekarang kita bahas mengenai The Wall Extreme Enduro 2016 yuk!!
Nah… Tidak ikutnya sejumlah rider extreme enduro top dunia lantaran cidera maupun mengikuti The Battle of Vikings 2016 membuat rider asal Spanyol yang menggunakan motor KTM 300 EXC, Alfredo Gomez, dapat memenangkan The Wall Extreme Enduro 2016. Kemenangan yang didapatkan oleh Alfredo Gomez ini bisa dibilang tidak mudah mas bro… Dia ditempel sangat ketat oleh sesama rider asal Spanyol yang menggunakan motor serupa, yaitu Ivan Cervantes, serta sempat dua kali mengalami crash. Bahkan selisih waktu tempuh yang didapatkan Alfredo Gomez dan Ivan Cervantes yang sangat ketat. Keduanya hanya berjarak 25.69 detik saja!!! Alfredo Gomez berhasil mencatatkan waktu 1:18’04.60, sementara Ivan Cervantes menorehkan waktu tempuh 1:18’30.29… “Ini merupakan hari yang panjang, tapi aku sangat bahagia karena mendapatkan kemenangan,” tutur Alfredo Gomez, dikutip dari Enduro21.com.
The-Wall-Extreme-Enduro-2016-001
The-Wall-Extreme-Enduro-2016-002
The-Wall-Extreme-Enduro-2016-003
Posisi ketiga dan keempat The Wall Extreme Enduro 2016 diisi oleh dua rider yang menggunakan motor Husqvarna TE 300. Mereka secara berturut-turut adalah Thomas Oldrati asal Italia dan Mario Roman yang berasal dari Spanyol. Dari segi negara, terlihat Spanyol sangat mendominasi dengan berhasil menelurkan rider-rider extreme enduro yang handal, sedangkan dari segi pabrikan, KTM dan Husqvarna memang masih sangat sulit ditaklukkan oleh brand-brand lain di kompetisi extreme enduro. Menariknya, antara KTM 300 EXC dan Husqvarna TE 300 yang berada di top four merupakan motor 2-stroke yang bisa dibilang identik. Seperti diketahui, Husqvarna merupakan anak perusahaan KTM, di mana Husqvarna TE 300 dibangun dari basis KTM 300 EXC. So, semakin mengerucut lagi, eksistensi KTM Group di dunia extreme enduro memang sulit didongkel oleh pabrikan lain!!

Hasil Akhir The Wall Extreme Enduro 2016

  • Alfredo Gomez (KTM) 1:18’04.60
  • Ivan Cervantes (KTM) 1:18’30.29
  • Thomas Oldrati (Husqvarna) 1:19’45.07
  • Mario Roman (Husqvarna) 1:19’52.77
  • Oscar Balletti (Honda) 1:23’08.85
  • Deny Philippaerts (Beta) 1:23’14.52
  • Davide Soreca (Honda) 1:24’37.23
  • Andreas Pfeifer (Gas Gas) 1:25’28.46
  • Alessandro Battig (Honda) 1:28’34.70

New Kawasaki KLX Off Road Rp 36,2 Juta Laris-Manis di Bali

Kawasaki-KLX150-Off-Road-014
GRC - Harga yang mahal tidak membuat konsumen mengurangi minatnya terhadap motor off road baru yang diluncurkan oleh Kawasaki Motor Indonesia (KMI), yaitu New KLX (tanpa 150). Hal itu bisa terlihat dari penjualan New KLX di Bali yang tergolong laris-manis mas bro… Memang berapa sih harga New KLX di Bali? Berapa juga harga jualnya di sana? Yuk disimak ulasannya berikut ini!
Bersumber dari Otomotifnet.com, New KLX yang notabene hanya bisa digunakan sebagai motor off road (non-street legal) ini dibandrol dengan harga Rp 36,2 juta off the road di Bali atau lebih mahal dibandingkan dengan harga di Jakarta sebesar Rp 35,9 juta. “Kehadiran New KLX sekitar satu bulan yang lalu rupanya sudah banyak ditunggu oleh penggila adventure di sini. Dari pertama hadir, ada satu unit datang sebagai display dan langsung laku selang beberapa hari,” ungkap Calvin Gazali, General Manager PT Duta Intika yang merupakan main dealer Kawasaki di wilayah Bali.
Sejauh ini PT Duta Intika (Kawasaki Bali) sudah menjual sebanyak empat unit New KLX. Angkanya bisa dibilang memang sangat kecil ya… Tapi angka penjualan yang kecil itu bukan karena peminat New KLX sedikit, melainkan karena kuota yang diberikan oleh KMI kepada main dealer dan dealer sangat sedikit. Lha wong unit display yang sebenarnya hanya untuk dipamerkan kepada konsumen saja sampai dijual kok! Memang ini nggak mengherankan mas bro… Pasalnya, KMI hanya menyediakan 1.000 unit New KLX sepanjang tahun 2016, dan dari jumlah itu akan dibagikan ke seluruh wilayah di Indonesia… Makanya masing-masing main dealer hanya mendapatkan unit yang tidak banyak. Apalagi New KLX masih diimpor secara utuh dari Thailand yang tidak datang sekaligus 1.000 unit dalam satu kali pengiriman.
Sekedar flashback saja… New KLX merupakan motor khusus off road dengan basis mesin dan rangka yang mirip seperti KLX150G atau KLX150 BF yang sudah dipasarkan di Indonesia. Bedanya, New KLX menggunakan swing arm aluminium, bodywork berbeda, tanpa lampu-lampu, tanpa speedometer, tanpa spion, tanpa rear fender, tanpa holder plat nopol, tanpa kick starter, suspensi belakang dengan piggyback reservoir, murni pakai ban off road (bukan dual purpose), karburator Keihin PB20, power lebih rendah dan torsi lebih besar dibandingkan dengan KLX150G/KLX150 BF, serta bobot yang lebih ringan cuma 99 kg saja. Dengan berbagai fitur yang ada, diharapkan New KLX sudah langsung bisa diajak bermain di lintasan off road tanpa perlu banyak ubahan lagi… Ada yang sudah beli New KLX ini mas bro? Monggo testimoninya!

Friday, July 29, 2016

Video Aksi Wade Young – Sherco di Red Bull Romaniacs 2016

Red-Bull-Romaniacs-2016-Day-2-Wade-Young-Sherco-250-SE-R-004
GRC - Kompetisi extreme enduro Red Bull Romaniacs 2016 sudah berlalu beberapa waktu yang lalu. Namun, kompetisi ini masih menyisakan sejumlah cerita. Salah satunya memberikan kesan tersendiri bagi brand motor asal Perancis, Sherco, beserta ridernya yang berasal dari Afrika Selatan, Wade Young. Bagaimana tidak? Dengan mengandalkan motor enduro 2-stroke Sherco 250 SE-R, Wade Young yang masih berusia 20 tahun dan baru bergabung dengan Sherco sejak tahun 2016 ini sudah berhasil mengukir prestasi di Red Bull Romaniacs 2016. Dia sukses menggenggam podium ketiga di bawah Graham Jarvis – Husqvarna yang berada di posisi pertama dan Alfredo Gomez – KTM di podium kedua.
Untuk memberikan apresiasi terhadap Wade Young yang sudah memberikan piala kepada Sherco, brand motor off road yang identik dengan warna biru-kuning inipun mengeluarkan video berdurasi 2 menit 17 detik di YouTube. Isinya tentu saja mengenai aksi-aksi yang sudah dilakukan oleh Wade Young beserta para kru Sherco ketika menjalani salah satu kompetisi enduro paling ekstrem di dunia, Red Bull Romaniacs 2016. Selamat deh buat Wade Young, rider muda yang sudah berhasil merepotkan para rider senior di dunia extreme enduro seperti Graham Jarvis dan Alfredo Gomez. Selamat juga untuk Sherco yang sukses merecoki pabrikan-pabrikan besar di segmen enduro macam KTM dan Husqvarna. Monggo simak videonya berikut ini ya mas bro!

Tips Naikkan Akselerasi KLX 150 Tanpa Ubahan di Sektor Mesin

Sprocket-Kawasaki-KLX-150L-002
GRC - Sobat, selamat pagi para rider motor dual sport Kawasaki KLX 150 pasti sudah sangat mahfum kalau motor ini memiliki spesifikasi mesin yang sangat biasa. Malah tergolong inferior jika dibandingkan dengan motor sport lain di kelas 150 cc, baik itu dari segi power maupun torsi yang dihasilkan. Imbasnya apa? Tentu saja tenaga atas motor nggak begitu memuaskan, tenaga bawah pun nggak mengesankan.
Sebagai motor dual sport, mestinya tenaga KLX 150 ngisi terus, khususnya di tenaga bawah untuk mendapatkan torsi dan akselerasi yang optimal. Nyatanya nggak sepenuhnya begitu sob. KLX 150 dalam kondisi standar masih sering kedodoran saat melintasi tanjakan, terutama tanjakan yang nggak terlalu curam tapi panjang. Oleh karena itu, para pecinta enduro yang menggunakan KLX 150 sering kali memodifikasi bagian mesin, mulai dari modifikasi ringan hingga bore up atau malah diganti mesinnya dengan punya Honda Tiger. Ya itu sepertinya sudah cukup menjadi pertimbangan bagi Kawasaki bahwa banyak yang tidak puas dengan mesin KLX 150.
Untuk penggunaan standar, mungkin nggak perlu lah memodifikasi secara ekstrim seperti bore up mesin. Kali ini Adventuriderz akan memberikan tips yang mudah, murah, dan low risk agar akselerasi KLX 150 milik sobat sekalian bisa lebih nampol dan mantap tanpa mengubah apapun di sektor mesin. Yups, caranya adalah mengganti ukuran sprocket atau gir.
Penggantian sprocket ini bisa dilakukan dengan beberapa opsi, di antaranya mengganti sprocket belakang dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran standar, mengganti sprocket depan dengan ukuran yang lebih kecil dari ukuran standar, atau malah kombinasi dari keduanya. Fungsi dari penggantian sprocket ini sebenarnya untuk menaikkan rasio gir. Semakin tinggi rasio gir, akselerasi akan semakin bagus, tapi berimbas pada top speed motor yang berkurang. Selain itu, jika rasio gir terlalu tinggi juga akan membuat motor lebih boros bahan bakar.
Lebih mudahnya, team bengkel kami akan memberikan contoh dengan KLX 150L. Dalam kondisi standar, sprocket KLX 150L memiliki ukuran 14-47, artinya 14 mata untuk sprocket depan dan 47 mata untuk sprocket belakang, berbeda dengan KLX 150S yang menggunakan sprocket berukuran 14-44. Ukuran sprocket belakang KLX 150L yang lebih besar ini untuk menyesuaikan ukuran ban yang memang lebih besar.
Okee… Sekarang kita mulai berhitung. Saat menggunakan sprocket standar, gir KLX 150L memiliki rasio 47/14=3,357. Nah, jika mekanik mengganti sprocket belakang dengan ukuran 50, menghasilkan rasio 50/14=3,571, jika diganti ukuran 52 menghasilkan rasio 52/14=3,714, jika diganti ukuran 55 mendapatkan rasio 55/14=3,928, atau jika ingin diganti dengan ukuran 58 bisa menghasilkan rasio hingga 4,142. Sudah sangat terlihat kan, cukup dengan mengganti sprocket belakang saja sudah bisa meningkatkan rasio gir yang berujung pada meningkatnya akeselerasi motor!!
Selain dengan mengganti sprocket belakang, menaikkan rasio gir bisa dilakukan dengan mengganti sprocket depan saja dengan ukuran yang lebih kecil. Jadi ini kebalikan dengan sprocket belakang. Contohnya masih tetap KLX 150L dengan ukuran sprocket standar 14-47. Jika sprocket depan diganti dengan ukuran 13 mata maka bisa menghasilkan rasio 47/13=3,615, sedangkan jika diganti dengan ukuran 12 menghasilkan rasio 47/12=3,916. Sobat juga bisa mengombinasikan penggantian sprocket bagian depan dan belakang. Intinya agar rasio naik lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran standar.
Saran mekanik GRC, paling mudah dan murah adalah dengan mengganti sprocket belakang ke ukuran lebih besar. Sekali lagi yang perlu diingat, menaikkan rasio gir secara drastis memang bisa meningkatkan akselerasi, tapi sekaligus memangkas top speed secara signifikan plus motor menjadi lebih boros bahan bakar. Untuk penggunaan motor sehari-hari, nggak perlu pakai sprocket yang gede seperti ukuran 55 atau 58. Dijamin top speed bakal ambles. Ukuran di atas 50 mungkin hanya cocok untuk kebutuhan enduro, bukan untuk harian. Dalam kasus KLX 150L, Mekanik GRC menyarankan ukuran sprocket belakang 50-51 saja jika motor masih digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Sprocket belakang ukuran 50 harganya juga nggak mahal, cuma Rp 80.000 saja. Bagaimana top speed-nya? Sudah pasti berkurang sob, tapi nggak dratis. Jika sebelumnya bisa 115-120 km/jam, setelah ganti sprocket belakang ukuran 50 menjadi 100-110 km/jam saja. Semoga bisa menjadi referensi bagi sobat sekalian yang pengen motornya lebih galak dan nggak kedodoran saat nanjak. Sebenarnya bisa aplikasikan ke motor apa saja sih, tinggal ngitung rasionya aja. Hihihi..

Indonesian Six Days Enduro 2016 Bakal Jelajahi Sumbawa – Lombok

Indonesia-Six-Days-Enduro-2016-001
GRC - Event off road selama enam hari, Indonesian Six Days Enduro (I6DE) 2016, rencananya akan digelar pada 1-6 Desember 2016 dengan menelusuri perjalanan menantang dari Sumbawa hingga Lombok. Tahun ini merupakan ISDE yang keenam, dan Nusa Tenggara dipilih sebagai lokasi acara setelah sebelumnya digelar di empat pulau di Indonesia, meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Pendiri I6DE dari Total Enduro Indonesia Erick Anying mengatakan kalau para off roader pada tahun ini akan menempuh perjalanan seru membelah Gunung Tambora hingga Gunung Rinjani, kemudian finish di Pantai Senggigi, Lombok. “Kita akan mulai dari kota Dompu, lalu membelah Gunung Tambora, kemudian menyeberang ke Sumbawa Besar lalu melintas Batu Rotok menuju Maluk dan akan sampai di ujung barat Sumbawa yakni Pelabuhan Poto Tano. Sampai di sini kita akan menyeberang ke Pulau Lombok, lalu naik Gunung Rinjani dan diakhiri di Pantai Senggigi,” tuturnya.
Menurut Erick, pihaknya hanya menargetkan sebanyak 50 peserta yang mengikuti event ini. Namun, kini jumlah peserta sudah mencapai 73 off roader. Mereka datang dari berbagai wilayah, seperti Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan ada juga peserta yang datang dari negara tetangga, Malaysia. “Intinya 73 off roader dan 22 kru akan menjelajah di tiga pulau, dua gunung berapi, air terjun, sungai, dan ratusan kilometer jalur off road dalam perjalanannya di I6DE, salah satu event off road roda dua paling spektakuler,” imbuh dia.
Rute I6DE 2016:
  • Day 1: Dompu – Tambora
  • Day 2: Explore Moyo – Sumbawa Besar
  • Day 3: Sumbawa Besar – Batu Rotok
  • Day 4: Batu Rotok – Lunyuk – Maluk
  • Day 5: Maluk – Poto Tano – Rinjani
  • Day 6 : Rinjani – Senggigi (finish)

Motor Trail Honda K84 Indikasinya Nongol Tahun 2017


Honda-CRF150F-2015-019
GRC - Setelah Honda CBR250RR secara resmi diluncurkan, produk lain yang tak kalah menarik ditunggu dari Astra Honda Motor (AHM) adalah motor trail 150 cc yang sudah lama disebut-sebut memiliki kode K84/K84A. Meskipun progres project motor trail yang satu ini terkesan lamban, namun dipastikan jalan terus mas bro… AHM sepertinya masih sangat ambisius dalam menguasai semua segmen motor yang ada, salah satunya ya motor trail 150 cc yang sekarang berada di genggaman Kawasaki melalui KLX150 series! Terus, kapan motor trail Honda K84 diluncurkan?
Menurut blogger kondang yang memiliki cukup banyak akses informasi baik dari internal maupun eksternal (vendor) AHM, Om Taufik TMCblog, motor trail 150 cc Honda K84 rencananya dirilis ke pasaran pada tahun 2017 mendatang. Sama seperti Honda CBR250RR, kemungkinan besar motor trail ini akan diproduksi secara lokal di plant AHM di Indonesia. So, jangan heran kalau nantinya mesin motor trail 150 cc dari AHM bakal common parts dengan produk AHM yang lain. Indikasinya motor trail ini mengandalkan mesin yang sama dengan Honda Verza/MegaPro mas bro…
Kalau misalnya AHM benar-benar menggunakan mesin Honda Verza/MegaPro, tentu saja settingan mesin di motor trail bakal berbeda lantaran karakter hentakan power dan torsi motor trail mesti lebih gegas dibandingkan dengan motor jalanan… Tapi menarik juga untuk disimak, apakah AHM akan menyematkan sistem pembakaran injeksi atau malah justru melangkah mundur dengan memanfaatkan sistem pembakaran karburator seperti kompetitornya… Sudah tidak sabar menunggu motor trail Honda K84 mas bro? Masih tahun 2017 kok!

Wednesday, July 27, 2016

Video: Tim Coleman – Trial vs Enduro… Lebih Keren Mana Mas Bro?

GRC - Seperti kita ketahui, dirt bike itu banyak jenisnya mas bro… Salah duanya adalah motor trial dan enduro… Tentu saja antara motor trial dan enduro beda fungsi karena dari segi fisiknya pun sudah berbeda. Yang catu lebih cocok digunakan untuk slow speed dengan rintangan yang sangat terjal, sedangkan satunya bisa dipakai high speed dengan rintangan yang tidak begitu terjal. Lalu, apa jadinya kalau kedua tipe motor saling unjuk gigi kemampuan masing-masing?
Yups… Dalam video berikut mas bro bisa melihat penampilan Tim Coleman dan Lachy Andrews. Keduanya saling unjuk gigi menggunakan motor andalan masing-masing, yaitu enduro dan trial. Motor enduro yang digunakan oleh Tim Coleman adalah Beta RR 2T 300, sementara motor trial yang dipakai Lachy Andrews juga buatan Beta. Kira-kira menang siapa ya kalau diadu antara trial dan enduro? Langsung simak videonya saja ya mas bro!

Galeri Foto Motor Trial Honda Montesa Cota 4RT260 Model Year 2017

Honda-Montesa-Cota-4RT260-005
GRC - Montesa, perusahaan motor asal Spanyol yang kini menjadi bagian dari Honda, beberapa waktu yang lalu meluncurkan model baru bagi motor trial Honda Montesa Cota 4RT260. Ada dua varian Honda Montesa Cota 4RT260 yang diluncurkan pada model year 2017, yaitu varian standar dan race replica. Varian standar menggunakan livery khas HRC dengan warna striping merah, putih, biru dipadu dengan suspensi depan berwarna chrome di bagian atas dan hitam di bagian bawah.
Bagaimana dengan versi race replica? Honda Montesa Cota 4RT260 Race Replica tentu saja memiliki penampilan yang lebih nyentrik dengan livery khas Repsol Honda. Livery seperti ini digunakan oleh rider trial Repsol Honda, yaitu Toni Bou dan Takahisa Fujinami. Selain menggunakan warna khas Repsol Honda, Honda Montesa Cota 4RT260 juga dilengkapi dengan lapisan carbon fiber di bagian knalpot dan suspensi depan buatan showa berwarna hitam legam. Sepertinya antara Honda dan Repsol memang menjadi dua brand yang sangat serasi dan sulit dipisahkan di berbagai kejuaraan dunia ya, termasuk dalam urusan branding produk yang dijual secara massal!
Baik varian standar maupun race replica sebenarnya menggunakan basis mesin yang sama, berupa mesin Honda satu silinder berkapasitas 259 cc dengan pendingin radiator, dan menariknya mesin ini sudah dilengkapi dengan dua riding mode (satu untuk full power dan satunya lagi digunakan dalam kondisi low-traction). Sejauh ini Honda Montesa Cota 4RT260 dan Race Replica baru diumumkan untuk pasar Eropa. Rencananya kedua tipe motor tersebut akan dijual di dealer-dealer yang ada di Eropa mulai September 2016. Pasar negara lain mungkin menyusul ya mas bro… Tengok dulu deh galeri fotonya berikut ini:

Galeri Foto Honda Montesa Cota 4RT260

Honda-Montesa-Cota-4RT260-001
Honda-Montesa-Cota-4RT260-002
Honda-Montesa-Cota-4RT260-003
Honda-Montesa-Cota-4RT260-004
Honda-Montesa-Cota-4RT260-005
Honda-Montesa-Cota-4RT260-006
Honda-Montesa-Cota-4RT260-007
Honda-Montesa-Cota-4RT260-008
Honda-Montesa-Cota-4RT260-009
Honda-Montesa-Cota-4RT260-010
Honda-Montesa-Cota-4RT260-011
Honda-Montesa-Cota-4RT260-012
Honda-Montesa-Cota-4RT260-013
Honda-Montesa-Cota-4RT260-014
Honda-Montesa-Cota-4RT260-015
Honda-Montesa-Cota-4RT260-016
Honda-Montesa-Cota-4RT260-017
Honda-Montesa-Cota-4RT260-018
Honda-Montesa-Cota-4RT260-019
Honda-Montesa-Cota-4RT260-020
Honda-Montesa-Cota-4RT260-021
Honda-Montesa-Cota-4RT260-022

Galeri Foto Honda Montesa Race Replica


Honda-Montesa-Race-Replica-001

Honda-Montesa-Race-Replica-002

Honda-Montesa-Race-Replica-003

Honda-Montesa-Race-Replica-004