GRC - Temen-temen lumpur sekalian… Honda MegaPro sejatinya diciptakan sebagai motor naked sport yang biasanya juga dipakai sebagai kuda beban. Banyak yang bilang ini motornya babeh-babeh karena desainnya jauh dari kata sporty, mesin sederhana, dan yang paling penting konsumsi bahan bakar sangat irit. Tapi siapa sangka mesin motor babeh-babeh ini sangat disukai oleh penggemar off road adventure. Bahkan populasi mesin MegaPro di dunia off road tergolong sangat banyak. Memang apa alasan kebanyakan penggemar off road suka dengan mesin MegaPro ya?
Nggak bisa dipungkiri, mesin MegaPro di dunia off road memang cukup sakti. Motor ini biasanya ditemplokin di motor trail rakitan dengan frame custom. Ada juga hal yang lumayan menyakitkan, di mana nggak sedikit pengguna Kawasaki KLX150 yang mencopot mesin asli kemudian menggantinya dengan mesin MegaPro. Istilah kerennya swap engine. Kenapa? Karena mereka nggak puas dengan mesin standar KLX150 dan menganggap mesin MegaPro lebih mumpuni. Sebenarnya ini bisa jadi pukulan telak buat Kawasaki lho. Ayo Kawasaki, upgrade mesin KLX150! Hehehe…
Biasanya, mesin MegaPro yang banyak diminati itu yang masih menggunakan sistem pembakaran karburator, tapi udah pakai sistem electric starter. Maklum lah ya, saat off road itu sering kali jatuh bangun. Memang paling simple menggunakan sistem electric starter. Soalnya saat sering jatuh bangun badan jadi sangat lelah. Saat terjatuh dan mesin motor mati, kita nggak perlu keluar lebih banyak tenaga buat mancal kick starter. Cukup tekan tombol starter, maka mesin nyala lagi dan motor kembali siap digeber.
Dilansir oleh GridOto.com, tuner kondang Tanah Air Benny Djati Utomo dan mekanik bengkel Kiki Motor – Gresik Didik Sukamto mengatakan bahwa setidaknya ada 6 alasan kenapa mesin MegaPro sangat digemari oleh para pecinta off road adventure di Indonesia untuk membangun sebuah motor trail off road. Berikut ini penjabarannya!
1. Gampang Dalam Melakukan Bore-Up
Menurut Didik, mesin MegaPro yang kapasitasnya mencapai 160 cc ini sebenarnya tenaganya kurang. Namun mesin ini banyak disukai karena gampang dilakukan bore-up. Penyebabnya adalah lantaran spare parts yang dibutuhkan untuk melakukan bore-up sangat gampang.
2. Biaya Upgrade Murah
Alasan yang kedua, biaya upgrade yang dibutuhkan agar mesin siap dipakai off road pada mesin MegaPro masih lebih murah daripada mesin KLX150.
“Dengan biaya lebih mahal, sekitar Rp 5 juta, upgrade tenaga KLX150 masih kalah dibanding MegaPro yang cuma habis Rp 3 juta,” tutur Didik.
3. Muat Piston 76 mm
Ketika ingin menaikkan kapasitas mesin, crankcase MegaPro sanggup dijejali oleh piston berdiameter hingga 76 mm dan kondisi mesin tetap aman dari kemungkinan jebol. Biasanya banyak yang menggunakan piston 70 mm milik Yamaha Scorpio sehingga kapasitas mesinnya naik menjadi 200 cc.
4. Gampang Stroke-Up
Selain gampang untuk bore-up, mesin MegaPro juga gampang dilakukan stroke-up. Untuk urusan stroke-up, bisa menggunakan stang piston berukuran 8,5 mm sampai dengan 12 mm seperti punya Yamaha RX-Z.
5. Perawatan Mudah dan Murah
Ini tergolong keunggulan yang sulit dibantah dari mesin MegaPro. Spare parts yang melimpah dan harganya murah, serta banyak sekali mekanik yang sudah paham dengan mesin MegaPro membuat biaya perawatan mesin ini tergolong sangat terjangkau.
6. Harga Motor Murah
Populasi MegaPro di jalanan cukup banyak. Namun harga motor bekasnya tergolong murah. Dengan dana Rp 5-6 juta biasanya sudah bisa membawa pulang MegaPro bekas. Imbasnya, para penggemar off road nggak sayang jika ingin melakukan kanibal pada motor ini dengan mengambil mesinnya saja karena harganya yang murah itu tadi.
Sejak November 2017 yang lalu Astra Honda Motor (AHM) memang udah merilis motor trail dengan nama CRF150L. Motor ini menggunakan basis mesin MegaPro FI yang tentunya memakai sistem pembakaran injeksi PGM-FI. Harganya pun nggak bisa dibilang mahal. Cuma Rp 31,8 juta on the road Jakarta. Harga itu masih lebih murah dibandingkan dengan kompetitornya yang udah eksis sejak lama. CRF150L mendapatkan apresiasi yang positif dari konsumen dan kalangan penggemar off road. Itu bisa dibilang dari data penjualan selama dua bulan pertama (November – Desember 2017) yang tembus 10.811 unit atau kalau dirata-rata sekitar 5.400-an unit per bulan. Meskipun demikian, kehadiran CRF150L nggak mengurangi minat penggemar off road untuk memburu dan menggunakan mesin MegaPro lawas yang masih pakai sistem pembakaran karburator. Bisa jadi masih banyak kalangan, khususnya penggemar off road, yang menilai sistem pembakaran karburator jauh lebih simple dibandingkan dengan sistem pembakaran injeksi. Kalau kamu gimana bro, mendingan beli CRF150L atau pilih ngerakit sendiri pakai mesin MegaPro lawas?