GRC - Bro sekalian… Suzuki Indomobil Sales (SIS) sepertinya memang cukup tertarik terjun ke segmen motor trail entry level setelah pada November-Desember 2016 lalu berhasil menjual total 1.400 unit DR200S. Memang sih penjualan itu nggak dilakukan kepada konsumen umum, melainkan hasil pesanan instansi negara (Polri), tapi paling nggak SIS sudah terbuka matanya kalau market trail entry level lumayan menggiurkan. Apalagi kalau melihat data penjualan si raja trail entry level Kawasaki KLX150 series sepanjang tahun 2016 lalu yang mencapai 64.030 unit atau setara dengan 5.336 unit per bulan. Jelas itu bukan angka yang kecil untuk pabrikan sekelas Suzuki atau Kawasaki.
Selama ini memang cukup sering didegung-degungkan, selain menjual DR200S kepada instansi negara dan swasta, SIS juga tertarik menjual motor itu kepada konsumen umum di Indonesia. Secara penampilan DR200S memang terkesan jadul, apalagi dia masih mengandalkan rem tromol di bagian belakang. Namun soal performa, mesin 200 cc SOHC, 4-stroke, 2-valve, dan berpendingin udara yang dipasang pada DR200S sangat mumpuni. Power dan torsinya lumayan nampol. Sebenarnya banyak penggemar motor trail yang suka dengan mesin sederhana seperti milik DR200S karena perawatannya gampang dan murah, ditambah dengan konsumsi bahan bakar rendah. Sayangnya DR200S itu masih didatangkan secara utuh (CBU) dari Jepang, jadi kalau misal jadi dijual kepada konsumen umum di Indonesia belum bisa dipastikan apakah harganya bisa kompetitif atau tidak. Hal yang sudah lumrah terjadi, motor CBU Jepang itu harganya mahal!
Gimana kalau ada ide gila, misalnya SIS mengembangkan sendiri motor trail yang benar-benar baru menggunakan mesin GSX-R150? Mesin GSX-R150 memang jauh lebih advance dibandingkan dengan mesin DR200S, menggunakan teknologi DOHC dan sistem pendingin radiator. Imbasnya, walaupun mesin cuma 150 cc tapi ledakan power mesin tembus 19 HP!! Kalau mau bikin trail produksi lokal, kayaknya memang lebih mudah dan murah buat SIS menggunakan mesin GSX-R150. Toh basis mesin yang sama juga sudah dipasang pada tiga varian motor sekaligus, yaitu Satria F150, GSX-R150, dan GSX-S150. Saling berbagi komponen tentu membuat biaya produksi lebih murah. Apalagi yang mesti dihadapi oleh SIS adalah Kawasaki KLX150 (dan kemungkinan Honda CRF150L) yang notabene juga berkapasitas 150 cc. Rasanya lebih pas kalau 150 cc diadu dengan 150 cc, bukan dengan 200 cc.
Kenapa kok kita melontarkan ide ini? Soalnya beberapa waktu yang lalu Department Head Marketing & Sales PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Pak Yohan Yahya sempat mengutarakan bahwa market motor trail 150 cc jauh lebih seksi daripada market motor sport 250 cc. Bisa saja pernyataan Pak Yohan Yahya itu menjadi indikasi kalau SIS lebih memilih untuk mengembangkan motor trail 150 cc yang benar-benar baru, bukan menjual DR200S yang masih diimpor utuh dari Jepang. Kalau menurutmu gimana bro, mending SIS jual DR200S atau bikin trail baru dari basis mesin GSX-R150?
“Ya jika dibandingkan dengan pasar motor sport 250 cc, pasar motor trail 150 cc lebih banyak. Buktinya sebulan hanya 2.000 unit untuk motor sport (250 cc), sedangkan untuk pasar motor trail 150 cc sebulan bisa mencapai 6.000 unit, walaupun sekitar 2.000 unit dijual ke instansi. Sehingga bagi kami pasti lebih memilih pasar yang lebih diminati oleh konsumen,” ungkap Pak Yohan Yahya, dikutip dari Dapurpacu.com.
No comments:
Post a Comment