GRC - Sobat Adventuriderz, pagi para rider motor dual sport Kawasaki KLX 150 pasti sudah sangat mahfum kalau motor ini memiliki spesifikasi mesin yang sangat biasa. Malah tergolong inferior jika dibandingkan dengan motor sport lain di kelas 150 cc, baik itu dari segi power maupun torsi yang dihasilkan. Imbasnya apa? Tentu saja tenaga atas motor nggak begitu memuaskan, tenaga bawah pun nggak mengesankan.
Sebagai motor dual sport, mestinya tenaga KLX 150 ngisi terus, khususnya di tenaga bawah untuk mendapatkan torsi dan akselerasi yang optimal. Nyatanya nggak sepenuhnya begitu sob. KLX 150 dalam kondisi standar masih sering kedodoran saat melintasi tanjakan, terutama tanjakan yang nggak terlalu curam tapi panjang. Oleh karena itu, para pecinta enduro yang menggunakan KLX 150 sering kali memodifikasi bagian mesin, mulai dari modifikasi ringan hingga bore up atau malah diganti mesinnya dengan punya Honda Tiger. Ya itu sepertinya sudah cukup menjadi pertimbangan bagi Kawasaki bahwa banyak yang tidak puas dengan mesin KLX 150.
Untuk penggunaan standar, mungkin nggak perlu lah memodifikasi secara ekstrim seperti bore up mesin. Kali ini Adventuriderz akan memberikan tips yang mudah, murah, dan low risk agar akselerasi KLX 150 milik sobat sekalian bisa lebih nampol dan mantap tanpa mengubah apapun di sektor mesin. Yups, caranya adalah mengganti ukuran sprocket atau gir.
Penggantian sprocket ini bisa dilakukan dengan beberapa opsi, di antaranya mengganti sprocket belakang dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran standar, mengganti sprocket depan dengan ukuran yang lebih kecil dari ukuran standar, atau malah kombinasi dari keduanya. Fungsi dari penggantian sprocket ini sebenarnya untuk menaikkan rasio gir. Semakin tinggi rasio gir, akselerasi akan semakin bagus, tapi berimbas pada top speed motor yang berkurang. Selain itu, jika rasio gir terlalu tinggi juga akan membuat motor lebih boros bahan bakar.
Lebih mudahnya, Adventuriderz akan memberikan contoh dengan KLX 150L. Dalam kondisi standar, sprocket KLX 150L memiliki ukuran 14-47, artinya 14 mata untuk sprocket depan dan 47 mata untuk sprocket belakang, berbeda dengan KLX 150S yang menggunakan sprocket berukuran 14-44. Ukuran sprocket belakang KLX 150L yang lebih besar ini untuk menyesuaikan ukuran ban yang memang lebih besar.
Okee… Sekarang kita mulai berhitung. Saat menggunakan sprocket standar, gir KLX 150L memiliki rasio 47/14=3,357. Nah, jika Adventuriderz mengganti sprocket belakang dengan ukuran 50, menghasilkan rasio 50/14=3,571, jika diganti ukuran 52 menghasilkan rasio 52/14=3,714, jika diganti ukuran 55 mendapatkan rasio 55/14=3,928, atau jika ingin diganti dengan ukuran 58 bisa menghasilkan rasio hingga 4,142. Sudah sangat terlihat kan, cukup dengan mengganti sprocket belakang saja sudah bisa meningkatkan rasio gir yang berujung pada meningkatnya akeselerasi motor!!
Selain dengan mengganti sprocket belakang, menaikkan rasio gir bisa dilakukan dengan mengganti sprocket depan saja dengan ukuran yang lebih kecil. Jadi ini kebalikan dengan sprocket belakang. Contohnya masih tetap KLX 150L dengan ukuran sprocket standar 14-47. Jika sprocket depan diganti dengan ukuran 13 mata maka bisa menghasilkan rasio 47/13=3,615, sedangkan jika diganti dengan ukuran 12 menghasilkan rasio 47/12=3,916. Sobat juga bisa mengombinasikan penggantian sprocket bagian depan dan belakang. Intinya agar rasio naik lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran standar.
Saran Adventuriderz, paling mudah dan murah adalah dengan mengganti sprocket belakang ke ukuran lebih besar. Sekali lagi yang perlu diingat, menaikkan rasio gir secara drastis memang bisa meningkatkan akselerasi, tapi sekaligus memangkas top speed secara signifikan plus motor menjadi lebih boros bahan bakar. Untuk penggunaan motor sehari-hari, nggak perlu pakai sprocket yang gede seperti ukuran 55 atau 58. Dijamin top speed bakal ambles. Ukuran di atas 50 mungkin hanya cocok untuk kebutuhan enduro, bukan untuk harian. Dalam kasus KLX 150L, Adventuriderz menyarankan ukuran sprocket belakang 50-51 saja jika motor masih digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Sprocket belakang ukuran 50 harganya juga nggak mahal, cuma Rp 80.000 saja. Bagaimana top speed-nya? Sudah pasti berkurang sob, tapi nggak dratis. Jika sebelumnya bisa 115-120 km/jam, setelah ganti sprocket belakang ukuran 50 menjadi 100-110 km/jam saja. Semoga bisa menjadi referensi bagi sobat sekalian yang pengen motornya lebih galak dan nggak kedodoran saat nanjak. Sebenarnya bisa aplikasikan ke motor apa saja sih, tinggal ngitung rasionya aja. Hihihi..
No comments:
Post a Comment