Honda Bikin CRF450RX Street Legal? Sosoknya Tampil di Young Machine

GRC - Rekan blogger dari Jawa Barat, Mang Asep, mengupload cover majalah otomotif Jepang, Young Machine, edisi terbaru. Dalam postingannya, Mang Asep. Tapi sebagai blogger yang lebih banyak membahas mengenai motor trail dan adventure, GRC nggak bakal ikut latah membahas mengenai macan Cisewu. Hehehe… Yang bikin penasaran justru di cover majalah tersebut ada dua sosok motor trail. Kira-kira motor apa ya??

Kita bahas satu sosok motor dulu deh ya… Kita bahas yang merah. Penulis nggak bisa membaca huruf kanji dan di gambar juga sepertinya nggak ada keterangan. Namun menurut penerawangan, kayaknya motor trail berwarna merah itu adalah Honda CRF450RX. Dari segi desain, frame, mesin, bentuk leher knalpot, grafis, dan lain-lain cukup identik dengan motor enduro CRF450 RX yang diluncurkan oleh Honda menjelang akhir tahun 2016 lalu. Tapi anehnya, gambar yang diduga CRF450 RX di majalah Young Machine itu dilengkapi dengan headlamp, lampu sein, kaca spion, dan tail light. Padahal CRF450 RX yang diluncurkan tahun lalu didaulat sebagai motor enduro tulen tanpa ada lampu-lampu.

Dari situ kita pasti jadi bertanya-tanya, apakah Honda sedang mempersiapkan motor off road street legal berbasis CRF450RX? Kalau iya berarti jadi lompatan yang sangat besar dari Honda nih bro. Kenapa? Soalnya CRF450RX itu merupakan motor enduro/off road tulen yang dibangun dari basis motor balap motocross CRF450R. Performanya jelas jempolan dan bobotnya juga enteng. Lha wong basisnya motor kompetisi kok! Tapi umumnya motor kompetisi seperti ini nggak comply dengan regulasi emisi yang ada. Emisi gas buang tinggi dan suara yang terlalu menggelegar kerap menjadi kendala ketika diajukan sebagai motor street legal. Apalagi semakin hari regulasi emisi di berbagai negara semakin ketat.

So, kalau benar CRF450RX sukses dibuat sebagai motor street legal, maka Honda telah melakukan pekerjaan yang sangat bagus. Paling tidak Honda memberikan keleluasaan kepada konsumen yang membeli CRF450RX, apakah akan menggunakan motor ini cuma buat off road atau bisa juga memakainya buat off road dan on road sekaligus. Nggak cuma penggemar off road adventure aja lho yang pengen motor performa tinggi plus bobot enteng. Para petualang on road – off road juga pengen motor yang sama. Coba cek bro… Hampir seluruh lineup motor enduro KTM & Husky bisa dibuat street legal dengan tetap mempertahankan performa yang beringas dan bobot ringan. Masa’ Honda nggak bisa? Hehehe…

Diam-Diam Gazgas Keluarkan Motor Trail Baru Hummer Pro 250 X

Gazgas Hummer Pro 250 X

GRC - Bro sekalian… Baru-baru ini mulai terlihat berkeliaran di jejaring sosial Facebook, foto sosok motor trail baru dari Gazgas Indonesia. Anehnya atau malah menariknya, motor trail baru itu bernama Hummer Pro 250 X. Padahal di bulan Januari 2017 lalu Gazgas baru saja meluncurkan motor trail bernama Hummer Pro 250. Hal ini jelas bikin para OFFROADER kepo, terutama mengenai apa saja perbedaan antara Hummer Pro 250 X dengan Hummer Pro 250 ? Kemudian berapa pula harga Hummer Pro 250 X ini??

Kalau dilihat sekilas, wujud Hummer Pro 250 X sangat mirip bahkan identik dengan Hummer 150. Dari ujung depan sampai dengan ujung belakang sama pleeeek… Hummer Pro 250 X menggunakan frame central tube atau backbone dengan bentuk bulat, identik dengan Hummer 150, sementara Hummer Pro 250 yang diluncurkan pada bulan Januari 2017 lalu menggunakan frame sejenis tapi dengan bentuk pipih. Selanjutnya, dari foto juga terlihat kalau Hummer Pro 250 X sudah dilengkapi dengan berbagai kelengkapan jalan raya seperti lampu utama, lampu sein, lampu belakang, hingga kaca spion. Di sisi lain, Hummer Pro 250 cuma dilengkapi dengan lampu utama saja, minus kelengkapan jalan raya lainnya.

Gazgas Hummer 150

Tapi daripada penasaran, ayo langsung kontak ke salah seorang personel Gazgas Indonesia, Mas Charles Widodo. Menurut penuturannya, Hummer Pro 250 X memang sama dengan Hummer 150. Bedanya di sektor dapur pacu diganti dengan mesin 250 cc milik Hummer Pro 250. Masih dari sumber yang sama, Hummer Pro 250 X memiliki bobot yang lebih berat ketimbang Hummer Pro 250. Saat bobot hummer pro 250 hanya 150 kg, Hummer Pro 250 X bobotnya mencapai 110 kg. Analisa kita sih bobot Hummer Pro 250 X yang lebih berat ini terjadi karena perbedaan frame, perbedaan material velg, dan adanya kelengkapan jalan raya.

“Hummer Pro 250 X memang sama dengan Hummer 150 mas. Tapi bedanya, mesin diganti jadi 250 cc. Kalau dibandingkan dengan Hummer Pro 250, beda frame dan beda berat motor aja, mesinnya sama. Yang Hummer Pro 250 X lebih berat, sekitar 110 kg. Untuk Hummer Pro 250 X itu velg pakai besi ya,” kata Mas Charles.

Gazgas Hummer Pro 250

Jika Hummer Pro 250 X menggunakan mesin yang sama dengan Hummer Pro 250, maka kapasitas mesin realnya adalah 233,9 cc yang masih mengandalkan teknologi lawas SOHC, 2-valve dan berpendingin udara. Boleh dibilang ini mirip dengan mesin Honda Tiger yang di-bore up. Gazgas sendiri mengklaim bahwa mesin Hummer Pro 250 sanggup memuntahkan tenaga hingga 16 HP di putaran mesin 7.000 rpm dan torsi maksimalnya sebesar 17 Nm di putaran mesin 6.000 rpm. Memang power dan torsinya nggak gede-gede amat, tapi udah cukup banget buat blusukan off road adventure.

Anehnya, Gazgas Indonesia membandrol Hummer Pro 250 X dan Hummer Pro 250 dengan harga yang sama persis. Padahal Hummer Pro 250 X punya kelengkapan jalan raya yang secara teori mestinya lebih mahal. Tapi nyatanya mereka dibandrol dengan harga yang sama. Kedua motor dijual dengan harga Rp 26 jutaan off the road, dan sekarang sudah bisa dipesan melalui dealer-dealer resmi Gazgas yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Kayaknya sih unit motor nggak ready ya, tapi kudu indent, karena peminat motor ini (Hummer Pro 250 X & Hummer Pro 250) lumayan banyak.

“Mesin sama, harga juga sama mas, di angka Rp 26 jutaan. Seharusnya (Hummer Pro 250 X) lebih mahal mas, tapi sengaja dibuat sama harganya,” tutup Mas Charles.

Gazgas Hummer Pro 250

Viar Cross X 200 GT Dapatkan Update, Apa Saja yang Berubah?

Viar Cross X 200 GT Model Year 2017

GRC - PT Triangle Motorindo sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Viar Motor Indonesia rupanya sudah memberikan update terhadap salah satu trail jagoannya nih bro, yaitu Cross X 200 GT. Update yang diberikan tentu saja untuk memberikan refreshment. Maklum aja, Cross X 200 GT belum pernah mendapatkan sentuhan update sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2014, kecuali minor update seperti ubahan warna grafis dan penggantian nama dari dari Cross X 200 SE (2014) menjadi Cross X 200 GT (2016). Terus apa bedanya Cross X 200 GT model year 2017 (terbaru) dibandingkan dengan Cross X 200 GT lawas??

GRC belum mendapatkan informasi resmi dari Viar mengenai update yang diberikan pada Cross X 200 GT. Tapi faktanya Cross X 200 GT model year 2017 sudah mulai disebar ke dealer-dealer resmi Viar. Foto-foto Cross X 200 GT model terbaru juga sudah berseliweran di dunia maya, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @viar_kharismamotor, dealer resmi Viar di Kota Gudeg. Dari foto-foto itu kita bisa melihat sejumlah perubahan yang diberikan kepada Cross X 200 GT. Paling kelihatan ada di sektor grafis dengan balutan warna dominan putih dan merah serta aksen hitam minimalis. Kemudian bagian headlamp yang dulu mengandalkan desain ala KTM, sekarang berubah wujud ala Kawasaki KLX150 BF seperti yang terpasang pada Cross X 200 ES dan New Cross X 150. Bukan mustahil ke depannya seluruh varian motor trail Viar menggunakan desain headlamp seperti itu. Perubahan lainnya yang kentara ada di bagian handlebar atau stang, di mana Cross X 200 GT terbaru sudah menanggalkan stang model twin wall dan beralih ke stang model fatbar layaknya Cross X 200 ES dan Cross X 250 ES.

Viar Cross X 200 GT Model Year 2017

Sepanjang pengamatan kami cuma tiga bagian itu yang paling mencolok mengalami perubahan pada Cross X 200 GT model year 2017, yaitu warna grafis, bentuk headlamp, dan handlebar. Selebihnya terlihat masih sama seperti Cross X 200 GT terdahulu. Mesin, frame, swing arm, bodywork, panel speedometer, jok, tangki, knalpot, rak, front fender, rear fender, suspensi, dan lain-lain semuanya masih identik dengan Cross X 200 GT lawas. Kami masih belum mendapatkan informasi apakah dengan sejumlah ubahan itu membuat harga Cross X 200 GT model year 2017 jadi naik atau tidak. Misalnya nggak naik, berarti harganya masih ada pada rentang Rp 22-23 juta on the road Jakarta. Nanti kalau suda ada info resmi mengenai harga Cross X 200 GT terbaru bakal di-update di blog ini deh… Stay tuned ya!

Viar Cross X 200 GT Model Year 2016

Larisss Manisss, AHM Tidak Menduga Total Indent CRF250RALLY Tembus 200-an Unit

GRC - Laris-manissss… Mungkin itu judul yang sangat tepat untuk menggambarkan bagaimana penjualan Honda CRF250RALLY saat ini. Sejumlah main dealer Honda kebanjiran order CRF250RALLY, membuat indent mengular panjang. Bahkan Astra Honda Motor (AHM) nggak menyangka sama sekali kalau CRF250RALLY begitu mudah diterima oleh pasar. Buat konsumen yang gerak cepat melakukan indent lebih awal sih seneng-seneng aja karena bisa dapat unit lebih awal. Tapi beda cerita dengan konsumen yang indent belakangan… Mereka bisa dipastikan harap-harap cemas nggak bisa tidur pengen cepet-cepet nunggang motor idaman.

Sejak awal AHM memang nggak memasang target tinggi terkait dengan penjualan CRF250RALLY di Indonesia. AHM cuma memasang target sebanyak 70 unit per bulan. Angka yang boleh dibilang amat sangat kecil untuk ukuran AHM yang punya jaringan penjualan sangat luas, malah paling luas kalau dibandingkan dengan pabrikan-pabrikan lain di Indonesia. Dengan target yang sangat minimalis itu, AHM cukup terkejut lantaran antusiasme konsumen terhadap CRF250RALLY jauh lebih tinggi daripada ekspektasi. Dalam kurun waktu tidak sampai dua bulan, terhitung sejak launching awal Februari 2017 sampai dengan sekarang, indent CRF250RALLY secara nasional tembus sekitar 200-an unit!

“Iya… Kita lumayan terkejut dan tidak menyangka respon konsumen terhadap CRF250RALLY begitu luar biasa. Sejak dirilis kita sudah mengantongi 200-an jumlah indent. Kita harapkan akhir Maret atau April 2017 semua sudah bisa kita kirim ke konsumen,” ungkap Direktur Marketing PT Astra Honda Motor (AHM) Pak Thomas Wijaya, dikutip dari blognya Kang Iwan Banaran.

Memang lumrah-lumrah aja kalau CRF250RALLY laris-manis di Indonesia. Sekarang memang sedang cukup trend adventure menggunakan motor petualang seperti CRF250RALLY. Adventure yang sifatnya on road & off road, mulai dari mengeksplor kota-kota melewati jalan beraspal hingga eksplor ke daerah-daerah pelosok yang jarang terjamah dengan kontur jalan masih berupa track off road. Sebelum CRF250RALLY nongol memang ada motor dual sport 250 cc dari brand lain. Sebut saja Kawasaki KLX250S dan Yamaha WR250R. Tapi IMHO, CRF250RALLY menawarkan bentuk yang berbeda. Kita menyebut CRF250RALLY sebagai motor dual sport++, yaitu sebuah motor yang dibangun dari basis motor dual sport CRF250L, kemudian diberi baju (fairing & windscreen) khas motor rally/adventure. DNA motor balap Rally Dakar, CRF450 Rally, memang diturunkan ke CRF250RALLY. Dari segi estetika asli ganteng banget, bikin siapapun kesengsem. Apalagi floating windscreen dengan asymmetries headlamp-nya itu bikin susah berpaling. Asyiknya nih bro, walaupun berwajah ganteng, Si Rally nggak akan canggung sama sekali ketika diajak bermain-main di medan off road. Itu yang menjadi daya tarik utama dari motor ini, selain karena memang harganya yang tergolong murah, cuma Rp 63 jutaan saja… Padahal CRF250RALLY diimpor utuh (CBU) dari Thailand lho…

Mau Off Road Pakai Motor Trail? Minimal Pakai Tiga Riding Gear Ini

GRC - Olahraga ekstrem off road dengan motor trail belakangan memang sedang sangat marak. Itu bisa dilihat dari penjualan motor trail yang terus mengalami peningkatan, baik itu dari kalangan brand lokal, Jepang, maupun Eropa. Semuanya laris-manis bak kacang goreng! Apalagi acara adventure di sebuah stasiun televisi kerap menampilkan adegan off road adventure menggunakan motor trail. Itu jelas sangat mempengaruhi ketenaran olahraga ekstrem  yang satu ini.

Nah, yang namanya olahraga ekstrem, tentu saja memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi. Makanya nggak heran jika bro sekalian ingin ikut-ikutan bermain off road adventure menggunakan motor trail perlu melengkapi diri dengan perangkat keselamatan alias riding gear yang memadai. Paling nggak kalau terjadi incident maupun accident, sejumlah bagian tubuh yang vital sudah terlindungi dengan baik. Namun nggak semua orang mampu membeli riding gear yang lengkap lantaran harganya memang nggak murah. Yups, aktivitas off road dengan motor trail itu selain olahraga ekstrem juga olahraga mahal. Motornya mahal, biaya oprek motor mahal, biaya perawatan motor mahal, belum lagi biaya beli riding gear nggak kalah mahal. Menurut Adventuriderz.com ada tiga perangkat yang minimal dipakai ketika melakukan aktivitas off road adventure menggunakan motor trail. Apa sajakah itu?

• Helm
• Gloves
• Enduro boots

Minimal tiga item itu deh… Helm jelas sangat berfungsi melindungi kepala jika terjadi kecelakaan atau benturan. Kewajiban pakai helm sangat mutlak, nggak bisa ditawar-tawar, baik itu ketika melakukan aktivitas off road adventure maupun aktivitas lain menggunakan motor. Kemudian gloves sangat melindungi tangan dari vibrasi yang sangat kuat ketika bermain off road. Maklum, main off road itu jalannya nggak ada yang rata. Bahkan sudah menggunakan gloves pun tetap bisa membuat telapak tangan lecet-lecet. Apalagi kalau dibiarkan tanpa gloves? Perih bro!! Selain itu, gloves juga membantu melindungi tangan ketika rider terjatuh. Terakhir enduro boots… Ini juga sangat mutlak diperlukan karena berfungsi melindungi kaki hingga tulang kering dari hantaman batu, kerikil, maupun akar pohon. Sangat berisiko bermain off road tanpa enduro boots yang memadai!

Kalau punya budget lebih, sebaiknya memang pakai riding gear yang lebih lengkap seperti goggles untuk dipadukan dengan helm off road, neck brace, body protector, jersey plus riding pants, knee protector, dan elbow protector. Ditotal-total sih memang perlu keluar duit lumayan banyak. Apalagi kalau ngambil piranti-piranti tersebut dari brand ternama. Bisa-bisa total biayanya cukup buat beli motor trail entry level. Tapi kalau budget terbatas bisa pilih piranti buatan lokal atau brand yang kurang ternama karena harganya pasti lebih murah. Gimana bro, siap off road berarti siap keluar duit banyak… Hehehe…

Honda CRF250RALLY Laris-Manis

GRC - Motor adventure anyar besutan Astra Honda Motor (AHM), CRF250RALLY, sepertinya sangat diminati oleh konsumen nih bro… Buktinya, beberapa dealer Honda yang menjual CRF250RALLY mengalami over quota indent! Contohnya adalah Astra Motor Jakarta (salah satu main dealer Honda di Jakarta) atau yang biasa dikenal dengan sebutan AHASS 0001 Dewi Sartika yang berlokasi di Jakarta Timur, sudah mendapatkan indent sebanyak 80 unit CRF250RALLY. Padahal kuota CRF250RALLY untuk Astra Motor Jakarta pada tahap pertama hanya 40 unit saja.

Terus gimana jadinya? Ya konsumen yang masuk ke dalam 40 pengindent pertama sih bisa mendapatkan unit CRF250RALLY dalam waktu dekat atau malah sudah menikmati motor mereka karena proses pengiriman telah berjalan sesuai rencana, sedangkan 40 pengindent sisanya kudu lebih bersabar menunggu kiriman batch berikutnya. Maklum, CRF250RALLY nggak diproduksi sendiri oleh AHM, tapi didatangkan dengan cara impor utuh (CBU) dari Thailand. Makanya AHM pun nggak bisa speed up dalam mendistribusikan CRF250RALLY meskipun permintaan cukup banyak. Apalagi AP Honda Thailand memproduksi CRF250RALLY untuk pasar global, bukan cuma buat market domestik Thailand dan Indonesia saja. Jadi wajar kalau kuota terbatas.

Menariknya nih bro… Sebagian besar pemesan CRF250RALLY di Astra Motor Jakarta itu berasal dari kalangan konsumen big bike. Mereka awalnya adalah pemesan CRF1000L Africa Twin. Namun karena barangnya belum ready stock dan kemungkinan datangnya agak lama, makanya mereka pesan dulu CRF250RALLY dengan harga Rp 62 jutaan ini buat mainan. Weleh-weleeeh… Mainannya mahal-mahal yak?? Ada yang mau ikut mainan CRF250RALLY? Untuk wilayah Jakarta kayaknya kudu sabar saat indent ya. Kalau wilayah Jawa Timur sepertinya para pengindent nggak se-crowded seperti Jakarta. Kemungkinan bisa dapat unit cukup cepat.

“Kuota di sini hanya 40 unit, sedangkan indent yang masuk sudah mencapai 80-an unit. Jadi sisanya sudah mulai komplain deh. Sekitar 40 pemesan pertama sudah merasakan motor ini karena sudah dalam proses pengiriman. Para pemesan di sini masih dalam area Jakarta. Kebanyakan adalah konsumen Honda Big Bike. Mereka awalnya mau pesan Honda CRF1000L Africa Twin, tapi karena belum ready jadi mereka cari mainan dengan memesan motor seharga Rp 63 jutaan ini,” ungkap Honda Big Bike Consultant AHASS 0001 Lowry Hadiwibowo, dikutip dari Otomotifnet.com.

Pakai Neck Brace Saat Bermain Off Road, Perlu Nggak Sih??

GRC - Bermain off road/enduro dengan motor trail tergolong sebagai olahraga ekstrem yang penuh risiko. Rider yang nunggang motor trail di lintasan off road cukup rawan terjatuh kapan saja dan di mana saja. Makanya menggunakan riding gear yang komplit saat bermain off road adalah menu wajib. Helm, gloves, dan enduro boots merupakan tiga piranti minimal yang wajib dipakai saat off road. Di luar itu ada piranti lain yang sebaiknya juga dipakai, misalnya saja knee protector, elbow protector, jersey dan riding pants yang proper, body protector, dan neck brace. Oke… Kali ini kita bahas mengenai yang disebut terakhir, neck brace alias pelindung leher. Sebenarnya perlu nggak sih menggunakan neck brace saat bermain off road dengan motor trail?

Kalau ditanya perlu atau nggak, pasti bakal banyak perdebatan. Ada yang bilang perlu dan ada yang bilang tidak perlu. Semuanya punya alasan yang cukup logis dan sama-sama kuat. Nah, kebanyakan memang neck brace itu dipakai oleh pembalap motocross yang banyak melakukan aksi jumping, sedangkan para penunggang motor off road nggak banyak melakukan aksi jumping. Kalaupun ada aksi jumping, itu sangat pendek. Nggak bisa disamakan dengan para pembalap motocross. Tapi mendingan kita dengar bagaimana pendapat para pakar atau orang yang banyak berkecimpung di dunia otomotif, khususnya off road, mengenai penting atau tidaknya penggunaan neck brace ketika bermain off road.

Pendapat pertama datang dari Safety Instructor Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Pak Jusri Palubuhu. Dikutip dari Dapurpacu.com, Pak Jusri mengatakan bahwa dalam ajang balap motocross pun nggak diatur mengenai penggunaan neck brace. Makanya jangan heran kalau di ajang balap motocross ada pembalap yang menggunakan neck brace dan banyak pula yang nggak pakai. Meskipun demikian, menurut Pak Jusri, sudah semestinya para rider yang bermain off road ikut menggunakan neck brace sebagai alat perlindungan karena potensi terjatuhnya juga sama!

“Protector diterjemahkan sebagai pelindung dari elbow, knee, shoes, dan lain-lain. Tapi sebagai keamanan seharusnya enduro juga pakai seperti motocross. Sebab urgensinya sama seperti helm. Risiko terjatuhnya juga sama. Di Indonesia ada beberapa tipe saya lihat. Mereka tahu dan memakai, tahu tapi tidak memakai, dan tidak tahu tapi memakai. Perihal neck brace itu ideal. Mau selamat pakai, kalau tidak pasti ada risikonya,” ungkap Pak Jusri.

Pendapat yang sama diungkapkan oleh Senior Sales Marketing MSD Store Pak Hadi TM. Malah Pak Hadi menyebut penggunaan neck brace ketika bermain off road atau enduro itu wajib, sama seperti penggunaan helm, gloves, body protector, dan enduro boots. Pak Hadi mengakui bahwa ketika bermain enduro pada rider jarang melakukan aksi jumping, tidak seperti bermain motocross yang melakukan jumping tinggi. Makanya cukup banyak pemain off road yang sering mengabaikan tidak menggunakan neck brace.

“Dia itu wajib, standarnya memang harus pakai neck brace, baik motocross ataupun enduro. Cuma kalau motocross kan lebih jumping jadi dianggap lebih butuh, beda sama enduro (jarang jumping),” kata Pak Hadi.

Sementara itu, rider yang sudah banyak melanglang buana di dunia off road/enduro Pak Wisnu Guntoro atau yang akrab disapa Gareng justru menilai neck brace nggak perlu untuk bermain off road/enduro. Kenapa? Alasannya ya itu tadi, rider yang bermain off road jarang melakukan aksi jumping, apalagi setinggi pemain motocross. Peluang cidera di bagian leher buat pemain off road jauh lebih kecil dibandingkan dengan pemain motocross. Tidak pakai pun tak masalah.

“Tidak terlalu diperlukan. Dalam enduro belum tentu ada lompatan tinggi yang berisiko mencederai leher. Merepotkan saat dipakai sih tidak. Melelahkan juga tidak. Tapi bagi sebagian pemain memang tidak perlu karena jauh dari cidera leher,” paparnya.

Nah, kalau menurut bro sendiri gimana, perlu nggak menggunakan neck brace? Kalau merasa perlu dan ada rejeki sih nggak ada salahnya dipakai, buat jaga-jaga, demi keselamatan. Tapi kalau budget masih belum mencukup buat beli neck brace ya mau gimana lagi. Soalnya harga neck brace juga nggak bisa dikatakan murah. Paling murah Rp 1 jutaan dan nggak sedikit yang harganya di atas Rp 4 juta. Oke, gitu dulu deh… Semoga berguna ya bro!

Melirik Motor Rally Yamaha, Pakai Mesin WR450F atau YZ450F

Yamalube Yamaha Official Rally Team

GRC - Yamaha meraih hasil yang cukup gemilang di ajang Rally Dakar 2017 dengan menempatkan salah satu pembalapnya, Adrien Van Beveren, di urutan keempat klasemen akhir. Hal ini sudah menunjukkan bahwa Yamaha bisa kompetitif melawan para pesaing-pesaingnya seperti KTM, Husqvarna, Honda, dan Sherco. Meskipun demikian, ajang balap rally masih belum mendapatkan dukungan penuh dari Yamaha Motor Company (Jepang), melainkan lebih banyak dikendalikan oleh Yamaha Perancis. Mungkin ceritanya bakal lebih baik lagi jika Yamaha Motor Company memberikan support penuh.

Salah satu yang menjadi sorotan atas hasil gemilang Yamalube Yamaha Official Rally Team di ajang Rally Dakar 2017 adalah kencangnya motor yang mereka gunakan, yaitu WR450F Rally. Cukup banyak juga yang penasaran mengenai motor ini. Apakah WR450F dikembangkan dari basis mesin motor enduro WR450F atau justru berasal dari basis motocross YZ450F? Beruntung sekali Manajer Balap Rally dan Enduro Yamaha Eropa Alexandre Kowalski dapat menjelaskan dengan detail seperti apa WR450F Rally itu!

“Tidak mudah menjawab pertanyaan ini karena WR450F Rally adalah motor prototipe. Basis motor ini adalah WR450F (enduro) dan kami saling berbagi komponen dengan motor lainnya. Banyak sekali komponen yang berbeda dengan WR450F standar, seperti swing arm, airbox, tangki bahan bakar, hingga knalpot, namun mesinnya nggak jauh berbeda dari standar WR450F. Kami juga telah melakukan beberapa pengembangan pada motor ini (WR450F) agar menjadi sebuah motor rally, untuk menyesuaikan dengan kondisi. Kalau kamu melihat motornya Xavier de Soultrait, pemenang stage pertama Dakar 2017, itu tidak begitu jauh bedanya dengan motor standar WR450F. Motornya memang menggunakan beberapa komponen spesial, tapi nggak begitu banyak perbedaan seperti yang kamu pikirkan,” ungkap Alexandre Kowalski dikutip dari Enduro Illustrated.

Adrien Van Beveren

Nah, sudah gamblang kan kalau WR450F Rally itu merupakan motor yang dikembangkan dari basis motor enduro WR450F, bukan dari basis motocross YZ450F. Meskipun demikian, motor ini adalah motor prototipe yang beberapa komponennya mungkin menggunakan milik YZ450F. Menariknya, Yamaha berusaha mengembangkan WR450F Rally menjadi motor sesempurna mungkin. Dalam artian punya power bengis, torsi super galak, dan tetap reliable ketika dipakai dalam ajang balap Rally Dakar yang notebene jadi ajang balap rally paling kejam di dunia, menempuh nyaris 9.000 km dalam dua pekan. Semuanya dipertimbangkan dengan matang oleh Yamaha.

“Dakar adalah tentang mengelola semua hal, motor mesti memiliki performa bagus dan kencang karena kamu riding ratusan kilometer dengan kondisi gas pol. Jika kamu nggak bisa kencang saat gas pol untuk satu jam saja dan kamu 10 km/jam lebih lambat dari kompetitor, maka kamu sudah tertinggal selama 10 menit. Sehingga kami butuh torsi, power, dan mesin yang reliable. Inilah kenapa kami bermain dengan elektronik, dengan sistem injeksi untuk mengatasi berbagai macam tantangan, mulai dari suhu nol derajat sampai dengan 40 derajat, seluruh ketinggian jelajah, dan kecepatan,” ungkapnya lebih lanjut

Helder Rodrigues

Brand motor asal Eropa, KTM, mengembangkan motor rally dari nol yang memang didedikasikan untuk balap rally. Bukan dari basis motor enduro yang dibikin jadi motor rally. Nggak heran kalau KTM yang mengandalkan motor KTM 450 Rally terus mendominasi Rally Dakar dalam 15 tahun terakhir. Bahkan KTM sepertinya amat mustahil ditumbangkan dengan motornya yang sangat superior itu. Ketika satu atau dua pembalap unggulan KTM tumbang dan sepertinya KTM bakal kalah di akhir stage, ada saja keberuntungan yang membuat pembalap lain tampil sangat konsisten sehingga lagi-lagi KTM jadi juara. Pertanyaan pun menyeruak, apakah Yamaha punya rencana mengembangkan motor yang 100 persen didedikasikan untuk rally seperti halnya KTM?

Menanggapi hal ini, Alexandre Kowalski mengaku akan melakukannya secara bertahap, karena hasil yang diraih oleh tim di ajang balap juga sangat mempengaruhi apa yang bakal terjadi ke depan. Jika mendapatkan kemenangan, jelas strateginya bakal beda dibandingkan dengan ketika mendapatkan kekalahan. Namun menurut Alexandre Kowalski, yang penting timnya sebisa mungkin berada di papan atas dan mendapatkan hasil yang baik. Dengan begitu diharapkan mata Yamaha Motor Company bisa terbuka untuk memberikan support lebih besar kepada tim balap Rally Dakar.

“Cita-cita itu akan dilakukan secara bertahap. Hasil akan sangat mempengaruhi apa yang bakal terjadi ke depan. Kami perlu sedekat mungkin dengan posisi teratas, mendapatkan hasil, untuk menunjukkan kepada Yamaha Motor Company bahwa kami siap melangkah lebih tinggi dengan dukungan yang lebih besar,” kata Alexandre Kowalski.

Xavier de Soultrait