Tuesday, November 25, 2014

Limbah Filter Rokok Untuk Irigasi Tetes

Lahan kering di Indonesia luasnya sekitar 33,3 juta ha (BPS, 1997), dengan sebagian lahan tersebut beriklim kering tipe D dan E berdasarkan klasifikasi zona aklimat Oldeman. Salah satu kendala budidaya tanaman di daerah ini adalah terbatasnya air untuk tanaman, karena itu sangat dibutuhkan irigasi pada saat terjadi hari-hari kering. Hal ini juga dialami oleh Provinsi Lampung.

Guna mendapatkan sistem irigasi hemat air untuk daerah kering, maka perlu dikembangkan sebuah teknologi pemberian air yang efisien. Salah satu jenis pemberian irigasi yang hemat dan efisien adalah irigasi tetes. Keller dan Bleisner (1990) menyatakan bahwa irigasi tetes lebih efisien dalam penggunaan air dibandingkan dengan sistem irigasi sprinkler dan irigasi permukaan.

Dalam pengelolaan sistem irigasi tetes diperlukan pengetahuan tentang teknologi sistem irigasi tetes dan teknis pompa air sampai ke berbagai perlengkapannya. Selain itu, masalah biaya investasi untuk membangun sistem irigasi tetes menjadi kendala bagi para petani kecil yang akan menerapkan sistem irigasi tetes. Seperti yang dialami oleh seorang petani di Metro Kibang, Lampung Timur, Jainal Abidin. Menurut dia, “Harga yang ditawarkan pabrikan untuk membangun jaringan sistem irigasi tetes sangat mahal”
Oleh karena itu dalam berita Teknologi irigasi kali ini, Atusi Online menghadirkan sebuah hasil riset saya tentang perangan sistem irigasi tetes menggunakan bahan baku lokal dan limbah filter rokok sebagai emitter-nya (penetes-nya). Penelitian emiter alternatif dengan limbah filter rokok pernah dilakukan oleh Tusi (2007), yaitu dengan menggunakan emiter dari limbah filter rokok dengan karakteristik debit sebesar 0,14 l/jam pada head tekan 15 cm dan termasuk kategori orrifice drippers.

Rancangan Sistem Irigasi Tetes Sederhana (ITS)

Rancangan sistem ITS ini menggunakan sistem Knock-down (bongkar-pasang), sehingga memudahkan petani memindahkan sistem irigasi ini (mobile). Sistem ITS ini telah diujicobakan untuk tanaman mentimun dengan kapasitas tanaman sebanyak 20 tanaman dengan jarak tanam 50 x 60 cm. Diameter selang yang digunakan untuk irigasi tetes dengan diameter 0,5 cm. Sistem penetes menggunakan limbah filter rokok dari merk tertentu yang ada di pasaran dan cukup terkenal di masyarakat. Pada Gambar 1 diperlihatkan sistem ITS secara keseluruhan.

Pertumbuhan tanaman mentimun yang diberikan irigasi dengan sistem ITS dapat tumbuh lebih cepat dan baik dari pada dengan penyiraman secara konvensional. Ini terlihat dari munculnya bunga/fase pembungaan yang lebih cepat (sebelum pembuahan) dari pada tanaman mentimun kontrol

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengujian di laboratorium dan lapang, Sistem ITS (Irigasi Tetes Sederhana) dengan menggunakan emitter dari limbah filter rokok dapat digunakan. Bagi rekan-rekan yang berminat dan tertarik silahkan mencoba. Sukses selalu…

Irigasi Tetes Pada Tanaman Cabai Merah

Prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa air dan mengalirkannya ke tanaman dengan perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan tiap 15 cm (tergantung jarak antartanaman). Penyiraman dengan sistem ini biasanya dilakukan dua kali sehari pagi dan petang selama 10 menit. Sistem tekanan air rendah ini menyampaikan air secara lambat dan akurat pada akar-akar tanaman, tetes demi tetes.

Keuntungannya dengan sistem ini sedikit menggunakan air, air tidak terbuang percuma, dan penguapan pun bisa diminimalisir.

Irigasi tetes tampaknya bisa dijadikan pilihan cerdas untuk mengatasi masalah kekeringan atau sedikitnya persediaan air di lahan-lahan kering.

Irigasi tetes pertama kali digunakan di kawasan gurun dimana air sangat langka dan berharga. Pada pertanian skala besar, irigasi tetes cocok untuk sistem pertanian berjajar, untuk buah-buahan, juga sistem irigasi di dalam greenhouse. Irigasi tetes juga menjadi sarana penting di negara-negara maju di seluruh dunia dalam mensiasati pasokan air yang terbatas.

Drip irrigation dirancang khusus untuk pertanian bunga-bungaan, sayuran, tanaman keras, greenhouse, bedengan, patio dan tumbuhan di dak.

Selain oleh petani tradisional, sistem mikro irigasi ini cocok untuk kebun perkotaan, sekolah, rumahan, operator greenhouse. Pada dasarnya siapapun yang bercocok tanam yang butuh pengairan yang tepat dan efisien, bisa menggunakan sistem ini.

Sistem irigasi tetes cepat dan mudah dirakit. Komponennya utama adalah pipa paralon dengan dua ukuran yang berbeda. Yang berdiameter lebih besar digunakan sebagai pipa utama, sementara yang lebih kecil digunakan sebagai pipa tetes. Pipa utama berfungsi sebagai pembagi air ke setiap pipa tetes. Pipa tetes diberi lubang-lubang untuk meneteskan air ke setiap tanaman dengan jarak sesuai jarak antar tanaman. Untuk mengalirkan air dari sumbernya diperlukan pompa air, juga dilengkapi kran dan saringan air ke pipa utama, tidak lupa pipa konektor untuk sambungan.

Dibandingkan dengan sprinkler atau penyiram taman sistem semprot perlu jumlah air yang banyak. Diperlukan sebanyak 400 galon air per jam, sementara tanah tidak diberi waktu untuk menyerap air. Hasilnya air lolos di permukaan mengakibatkan erosi. Sementara dengan irigasi tetes air bisa dihemat hingga 50%.

Drip irrigation tidak membuang-buang air, tidak menyebabkan erosi dan sedikit air yang menguap. Air memiliki waktu untuk menyerap ke dalam dan secara kapiler ke seluruh area perakaran. Hasilnya irigasi tetes memiliki efisiensi hingga 95% dibanding sistem sprinkler yang hanya 50% - 65%.

Dengan penambahan pengatur waktu (timer) yang diprogram, sistem irigasi ini secara otomatis akan menyiram tanaman dengan jumlah air yang tepat setiap hari sementara anda bisa berleha-leha di rumah atau bisa tenang bepergian.

latar belakang
Cabai merah (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Jenis sayuran yang rasanya pedas dan beraroma khas ini ternyata bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Cabai merah (Capsicum annuum L.) juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena harga jualnya yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker.
Permintaan cabai menunjukkan indikasi yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan stabilitas ekonomi nasional yang mantap. Mengingat permintaan cabai merah relatif stabil sepanjang tahun, maka management produksi perlu diatur, agar tidak terjadi fluktuasi baik produksi maupun harga. Pola produksi cabai merah selama ini sangat tidak beraturan sehingga yang semestinya usahatani ini sangat menguntungkan, seringkali mendatangkan kerugian bagi petani maupun konsumen karena produksi cabai merah ini berkaitan dengan musim tanam. Pada umumnya petani cabai merah mengkonsentrasikan usahanya pada saat musim tanam optimum ( in-season), sedangkan pada produksi luar musim (off-season) tidak banyak petani yang membudidayakannya sehingga berakibat suplai ke pasar menjadi terbatas dan harga akan naik. Akan tetapi pada awal musim kemarau, petani berlomba-lomba menanam cabai merah, sehingga pada bulan Mei - Juli produksi dan pasokan melimpah, dan harga menjadi jatuh.
Keadaan tersebut dapat dirubah dengan cara memperbaiki Teknologi Budidaya cabai merah. Salah satunya adalah dengan menggunakan sistem irigasi hemat air (irigasi tetes). Dengan cara tersebut maka cabai merah akan berhasil dibudidayakan kapan dan dimana saja serta produksi cabai merah pun dapat stabil walaupun diluar musim tanam.
Sistem irigasi tetes adalah sebuah sistem yang menggunakan jaringan pipa plastik dan penetes (drippers/emitter) untuk mengantarkan air pada tekanan rendah langsung ke akar tanaman. untuk mencegah tanaman tergenang air, pasokan air irigasi tetes akan mengalir setetes demi setetes dengan kecepatan sangat pelan dan mempertahankan tanah udara yang diperlukan oleh akar tanaman untuk pertumbuhan yang baik. Jumlah air yang dibutuhkan tanaman cabai merah selama pertumbuhan vegetatif adalah 250 ml tiap 2 hari pertanaman dan meningkat menjadi 450 ml tiap 2 hari pada masa pembungaan dan pembuahan. Dengan sistem irigasi tetes ini jumlah air untuk masing-masing tanaman dapat dikontrol dengan tepat sehingga tanaman cabai merah pun dapat tumbuh optimal.
Sistem irigasi tetes mencegah sebagian besar kehilangan air melalui penguapan, limpasan, erosi tanah dan angin. Sistem ini dapat menghemat penggunaan air untuk menyiram tanaman sehingga pada saat musim kemarau pun produksi cabai merah akan tetap stabil. Selain itu sistem ini juga akan banyak sekali menghemat waktu dan uang karena kita tidak perlu menyiram air berlebihan setiap waktu yang akan sangat memboroskan pasokan air dan membuat tanaman cabai merah rusak. Menurut Hansen, et al. (1992) keuntungan menggunakan sistem irigasi tetes dapat menghasilkan kualitas tanaman yang dipanen lebih baik karena disebabkan kemampuan memelihara kelembaban di sekitar akar tanaman yang mendekati konstan.
Sistem irigasi tetes mempunyai cara pengontrolan yang baik, mengurangi proses evaporasi, nutrisi dapat diberikan langsung ke tanaman bersama-sama melalui air dan sangat sesuai untuk tanaman berderet (sayur-sayuran, buah-buahan yang lunak) termasuk tanaman cabai merah. Irigasi tetes juga sesuai untuk beberapa jenis tanah, antara lain untuk tanah berpasir dan tanah liat, karena dapat memberikan kelembaban pada tanah. Disamping itu, sistem irigasi tetes dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan tertentu, oleh karena itu perbedaan ketinggian haruslah dipertimbangkan.

Irigasi Tetes, Cara Efisien Menyiram Tanaman

Kegiatan menyiram tanaman di musim kemarau bagi sebagian petani tradisional menjadi rutinitas yang cukup merepotkan. Mulai dari mengambil air dari sumbernya, mengangkutnya ke kebun, hingga menyiramkannya satu per satu pada setiap tanaman, merupakan aktivitas yang melelahkan.
Namun bagi petani yang "melek" teknologi kegiatan menyiram tanaman menjadi hal yang mudah dan praktis, tinggal putar kran maka semua tanaman pun akan tersiram secara merata. Salah satu cara mempermudah rutinitas penyiraman tersebut adalah dengan sistem irigasi tetes
(drip irrigation).
Sistem irigasi ini menggunakan air sedikit sekali yang langsung mengalirkan air ke tanaman-tanaman secara terus menerus sesuai kebutuhan. Irigasi jenis ini terbukti berhasil menyuburkan tanaman di daerah pertanian Israel yang kering.
Prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa air dan mengalirkannya ke tanaman dengan perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan tiap 15 cm (tergantung jarak antartanaman). Penyiraman dengan sistem ini biasanya dilakukan dua kali sehari pagi dan petang selama 10 menit. Sistem tekanan air rendah ini menyampaikan air secara lambat dan akurat pada akar-akar tanaman, tetes demi tetes.
Keuntungannya dengan sistem ini sedikit menggunakan air, air tidak terbuang percuma, dan penguapan pun bisa diminimalisir.
Irigasi tetes tampaknya bisa dijadikan pilihan cerdas untuk mengatasi masalah kekeringan atau sedikitnya persediaan air di lahan-lahan kering.
Irigasi tetes pertamakali digunakan di kawasan gurun dimana air sangat langka dan berharga. Pada pertanian skala besar, irigasi tetes cocok untuk sistem pertanian berjajar, untuk buah-buahan, juga sistem irigasi di dalam greenhouse. Irigasi tetes juga menjadi sarana penting di negara-negara maju di seluruh dunia dalam mensiasati pasokan air yang terbatas.
Drip irrigation dirancang khusus untuk pertanian bunga-bungaan, sayuran, tanaman keras, greenhouse, bedengan, patio dan tumbuhan di dak.
Selain oleh petani tradisional, sistem mikro irigasi ini cocok untuk kebun perkotaan, sekolah, rumahan, operator greenhouse. Pada dasarnya siapapun yang bercocok tanam yang butuh pengairan yang tepat dan efisien, bisa menggunakan sistem ini.
Sistem irigasi tetes cepat dan mudah dirakit. Komponennya utama adalah pipa paralon dengan dua ukuran yang berbeda. Yang berdiameter lebih besar digunakan sebagai pipa utama, sementara yang lebih kecil digunakan sebagai pipa tetes. Pipa utama berfungsi sebagai pembagi air ke setiap pipa tetes. Pipa tetes diberi lubang-lubang untuk meneteskan air ke setiap tanaman dengan jarak sesuai jarak antar tanaman. Untuk mengalirkan air dari sumbernya diperlukan pompa air, juga dilengkapi kran dan saringan air ke pipa utama, tidak lupa pipa konektor untuk sambungan.
Untuk instalasi sistem perpipaan memang membutuhkan biaya. Tapi banyak alternatif yang layak dicoba selain menggunakan pipa-pipa dan pompa. Contoh irigasi tetes yang paling sederhana adalah dengan menggunakan bambu yang dilubangi antar ruasnya atau memanfaatkan botol plastik bekas kemasan air mineral yang diletakkan terbalik.
Dibandingkan dengan sprinkler atau penyiram taman sistem semprot perlu jumlah air yang banyak. Diperlukan sebanyak 400 galon air per jam, sementara tanah tidak diberi waktu untuk menyerap air. Hasilnya air lolos di permukaan mengakibatkan erosi. Sementara dengan irigasi tetes air bisa dihemat hingga 50%.
Drip irrigation tidak membuang-buang air, tidak menyebabkan erosi dan sedikit air yang menguap. Air memiliki waktu untuk menyerap ke dalam dan secara kapiler ke seluruh area perakaran. Hasilnya irigasi tetes memiliki efisiensi hingga 95% dibanding sistem sprinkler yang hanya 50% - 65%.
Dengan penambahan pengatur waktu (timer) yang diprogram, sistem irigasi mikro ini secara otomatis akan menyiram tanaman dengan jumlah air yang tepat setiap hari sementara anda bisa berleha-leha di rumah atau bisa tenang bepergian. (Dede Suhaya/ www.dripirrigation.ca)

Manfaatkan Gravitasi

SISTEM irigasi tetes tidak harus selalu menggunakan pompa untuk mengalirkan air ke setiap pohon. Ada cara yang lebih simpel yaitu dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Cara ini cocok untuk sumber air yang lebih tinggi dari kebun. Bahkan tinggi sumber air 1 m pun memungkinkan. Sistem gravitasi bisa lebih menghemat biaya, petani tidak perlu membeli pompa untuk mengalirkan air ke seluruh kebun.
Instalasi irigasi tetes sistem gravitasi memerlukan tangki sebagai penampung air, menara penopang tangki, kran, saringan (filter), pipa PVC, sambungan pipa, dan pipa tetes (drip line) tempat air menetes ke setiap akar tanaman.
Kapasitas tangki yang lebih besar tentunya akan menghasilkan tekanan lebih besar pula sehingga tetesan semakin cepat. Namun hal itu tergantung pada keperluan, untuk skala hobi kapasitas tangki bisa 100 liter, 200 liter, atau 300 liter. Namun untuk kebun hidroponik kapasitas penampung air bisa lebih besar, 2.000 liter misalnya. Yang lebih sederhana bisa memanfaatkan ember yang digantung setinggi 1 m.
Akibat beda ketinggian ini, air akan mengalir dari tangki melalui pipa PVC, dari pipa PVC air kemudian mengalir ke drip lines yang memiliki lubang-lubang untuk meneteskan air ke setiap tanaman.
Pengaturan waktu penyiraman dilakukan dengan cara membuka-tutup kran. Kran sebaiknya dilengkapi dengan filter agar kotoran tidak masuk ke dalam pipa.
Dengan irigasi tetes sistem gravitasi, setiap tanaman akan mendapatkan jatah air yang sama bila menggunakan regulator (panjang lk. 3 cm) di dalam pipa tetes. Regulator ini berupa celah-celah berbentuk zig-zag. Di ujung regulator inilah terdapat lubang kecil tempat air menetes.

Monday, November 24, 2014

TEKNIK BUDIDAYA MELON

Pada garis besarnya Melon di bagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Net Melon (Melon yang ada Net)
Net Melon misalnya : Sky Roket, Action, Glamor, Monami, MAI 119, MAI 116, SUMO 28, LADIKA, dll.Net melon cocok pada dataran rendah 0-500 m dpl. Karena Net melon menghendaki penyinaran yang cukup.

2. NoNet melon (Melon yang tidak ada Net)
NoNet Melon misalnya : Honey dew, Mutiara, Golden langkawi, Eagle, dll. Untuk noNet melon cocok pada dataran medium 400-700 m dpl. Karena melon ini besar buahnya sedang, tetapi rasanya manis.

Sarat Tubuh
Tanaman melon tidak menghendaki tanah yang khusus. tapi yang lebih baik tanah bekas tanaman padi, dan hindari bekas tanaman yang sakit (layu dan karat daun).

Pengolahan Tanah
Sebaiknya di lakukan seawal mungkin, sehingga mendapatkan pengolahan yang baik dan selesai sebelum bibit siap tanam.
Pembuatan Got di harapkan untuk memudahkan pengairan dan pembuangan air, sehingga memudahkan untuk memperoleh kondisi tanah yang basah tetapi tuntas. Tanah bedeng di buat gembur sehingga perakaran mudah menembus tanah untuk mendapatkan unsur hara makanan.

Persemaian
Cara menyemai ada 2 cara yaitu :

Di kecambah selama kurang lebih 30 jam dengan suhu 28-30 derajat C, akar tumbuh kira-kira 0,5 cm. Kemudian langsung di masukan kedalam polybag yang sudah di persiapkan dan di tutup dengan kuntan / media yang lembut. Setelah 7-10 hari bibit siap tanam di lahan.
Di semai dengan box. Biji di atur dalam box, setelah 5-6 hari baru di pindahkan dalam polybag yang sudah di siapkan, setelah 13 hari bibit siap tanam di lahan. Untuk penanaman bibit jangan sampai terlambat.

Penanaman
Persiapan tanam
Pembuatan bedengan 1/2 jadi dengan ukuran :
Lebar : 120 cm, Lebar parit : 60 cm, Tinggi bedengan 40 cm, dan panjang bedengan sesuai dengan lahan yang ada.
Dan di tabur pupuk dasar yaitu :
kompos / pupuk kandang 20 ton / ha.
Dolomit 1 ton / ha
ZA : 700 kg.
Sp36 : 450 kg.
KCL : 250 kg.
Setelah pupuk di tabur, bedengan di kecroh agar pupuknya tercampur, dan tanah dari parit di naikan ke bedengan. Setelah itu bedengan di tutup dengan mulsa (PHP) selanjutnya di buat lubang tanam 60-70 cm ditanam 2 baris.
Sebelum di tanam sebaiknya ajir/lanjaran sudah terpasang lebih dulu. Panjang lanjaran kurang lebih 2 m.

Pemeliharaan
Pemupukan
Pupuk susulan berupa kocoran NPK yang telah di cairkan / di larutkan ke air, dengan perbandingan 3 kg NPK / 200 lt air.
Waktu pemberian :
3-4 hst.
2 minggu setelah tanam. Di pilih tanaman yang pertumbuhanya lambat.
20-23 hst (sebelum bunga mekar)
Setelah gantung buah
Hindari pemberian pupuk susulan pada saat bunga mekar.

Potong Cabang
Potong cabang pertama pada waktu tanaman berumur 12 hari setelah tanam atau setelah 5 helai daun. Potong cabang selanjutnya setiap ketiak daun, cabang di potong sampai helai ke 9 dan 10, 11, 12 di pelihara untuk calon buah dan helai 13 ke atas di potong semua. Potong cabang sebaiknya pada siang cuaca cerah, setelah 25-30 helai ujungnya di potong sisakan 2 cabang sebagai kontrol supaya buah tidak pecah.
Setelah dilakukan potong cabang atau potong pucuk supaya dilakukan penyepraian agar tidak terjadi infeksi pada luka bekas potongan.

Ikat Batang
Tanaman melon tidak bisa merambat sendiri maka perlu pengikatan agar tidak rebah. Ikat batang yang pertama kurang lebih 2 minggu setelah tanam / setelah potong cabang pertama. Dan selanjutnya pengikatan 3-4 hari sekali dilakukan.

Pengairan
Pada saat penanaman di airi penuh / di leb.
Tiga hari kemudian di airi per tanaman, sebab dalam bedengan masih basah tetapi permukaan tanah sudah kering, pada musim kemarau bedengan di leb satu minggu sekali. Pada saat tanaman berdaun 6 helai di airi penuh agar pertumbuhannya seragam.
Kemudian tanaman di airi setelah umur 23 hari / menjelang pembungaan. Pengairan selanjutnya setelah seleksi dan gantung buah / satu minggu setelah pembungaan, hindari pengairan pada saat bunga mekar.
Setelah seleksi buah sampai umur 35 hari / setelah pembungaan keadaan lahan harus selalu basah karena pada saat itu fase pembesaran buah.
Umur 24-35 hari setelah pembungaan lahan sedikit demi sedikit di keringkan supaya buahnya manis.

Pengendalian Hama Dan Penyakit
Hama
- Kutu daun
Kutu daun mengisap cairan daun sehingga menghambat pertumbuhan tanaman, hama ini bisa menyebarkan penyakit virus. Pengendalianya dengan : Marsal, curacron, atau insectisida yang lain- Ulat daun dan ulat buah.
Ulat daun dan ulat buah biasanya memakan daun dan kulit buah melon sehingga buah melon cacat/berlubang dan kualitas buahnya kurang baik.
Pengendaliannya dengan : Tribon, Ketindo, Estap, atau insektisida yang lain.
- Lalat buah
Lalat buah menyerang buah dengan menusuk buah sehingga buah cacat dan busuk. Lalat ini menyerang buah pada saat masih muda / setelah gantung buah.
Pengendaliannya dengan : furadan di tabur di atas mulsa, disepray dengan rizotin atau insektisida yang lain.

Penyakit
- Karat daun, embun tepung, layuaun
Penyakit karat daun yaitu cendawan yang menyerang daun, yang mula-mula daun terdapat berecak ke kuning-kuningan dan meluas sehingga menjadi kecoklatan warna daunya.
Pengendaliannya dengan : fungisida, Dithane M45, daconil, ridomil MZ, rovral atau fungisida yang lain.
- Penyakit embun tepung.
Menyerang permukaan daun yang terdapat trotol-trotol putih seperti taburan tepung, lama-lama menjadi kering.
Pengendaliannya dengan : fungisida, morestan dan rubigan (1 tutup / tengki)
- Penyakit layu
Yang di sebabkan bakteri dan cendawan.
Penanggulangannya dengan : Persiapan lahan yang baik, pemakaian pupuk kandang yang telah jadi, dan pemakaian dolomid seperti anjuran atau dikocor dengan bactochyu pada lubang tanaman, sebelum tariam.

Panen
Tanaman melon siap di panen setelah umur 65 hari setelah tanam.
- Ciri-ciri siap panen : Daun bendera berwarna kuning dan buah buah melon sudah beraroma bagi jenis tertentu dan kadar gula sudah mencapai 13 brix.
- Cara panen : Di potong dengan tangkainya membentuk huruf "T" untuk varietas daging merah. Dan di potong pada tangkai buah untuk jenis melon putih (kuning).

Sunday, November 23, 2014

Letter piece Sufi

A piece of letter sent by the Sufi Ibn as-Sakandary Atahaillah to one of his companions:
"Man in responding to grace it is divided into three: First, happy to grace, not happy at the Giver and Creator of grace, but only limited excited to form the joy of grace. And this man classified as those who negligent. It is relevant to the words of Allah, "Until when they rejoice over what is given, then suddenly we take immediately." (Al-An'am: 44)

Second, among those who delighted in grace, in terms of the Giver and Penganugerahnya, it is included in his words, "Say (O Muhammad) with God's grace and mercy, then by (through) things that they should rejoice. It was better compared to what they collect (either charity or worship). "(Yunus: 58).

Third, people are happy to Allah, not at all excited on the form lahiriyahnya favors, as well as the inner meanings hidden in favor of it. But more busy looking at Allah than others, so that he did not witness but only on Allah. This is what is referred to in the verse: "Say (O Muhammad) of Allah (alone), and then let them play around in their error." (Al-An'am: 91).

Allah has given the revelation to the Prophet Dawud as, "O Dawud, told the Shiddiqun (Guardian)," Me only they shall rejoice, and let them have fun with the remembrance of Me. "

May Allah SWT, made fun of us and you, only to Him and make us golong people who understand, and do not make us including the negligent. We should also be used as a facer path of those who fear Him, thanks to the grace and glory. "

Secarik Surat Sufi

Secarik Surat Sufi dikirim oleh Ibnu Atahaillah as-Sakandary kepada salah seorang sahabatnya:
“Manusia dalam merespon anugerah itu terbagi tiga: Pertama, gembira terhadap anugerah, bukan gembira pada Sang Pemberi dan Pencipta anugerah, namun hanya terbatas gembira pada wujud nikmatnya anugerah. Dan manusia ini tergolong orang-orang yang alpa. Ini relevan dengan firman Allah Swt, “Hingga ketika mereka bergembira terhadap apa yang diberikan, maka tiba-tiba Kami ambil seketika.” (Al-An’aam: 44)

Kedua, golongan orang yang gembira pada anugerah, dari segi Pemberi dan Penganugerahnya, hal ini termasuk dalam firmanNya, “Katakan (Muhammad) dengan anugerah Allah dan rahmatNya, maka dengan (melalui) hal itulah hendaknya mereka bergembira. Itu lebih baik disbanding apa yang mereka kumpulkan (baik amal maupun ibadahnya).” (Yunus: 58).

Ketiga, orang yang gembira pada Allah Swt, sama sekali gembiranya bukan pada wujud lahiriyahnya nikmat, maupun makna batin tersembunyi dibalik nikmat itu. Namun lebih sibuk memandang Allah Swt dibanding yang lain, sehingga ia tidak menyaksikan kecuali hanya pada Allah Swt. Inilah yang disebut dalam ayat: “Katakan (Muhammad) Allah (saja), lalu biarkan mereka bermain-main dalam kesesatannya.” (Al-An’aam: 91).

Allah Swt telah memberi wahyu kepada Nabi Dawud as, “Wahai Dawud, katakan kepada para Shiddiqun (Wali), “hanya padaKu saja mereka harus bergembira, dan hendaknya mereka bersenang-senang dengan dzikir padaKu.”

Semoga Allah Swt, menjadikan kegembiraan kita dan anda, hanya padaNya dan menjadikan kita golong kaum yang faham, dan tidak menjadikan kita termasuk kaum yang lalai. Hendaknya pula kita dijadikan penempuh jalan orang-orang yang taqwa, berkat anugerah dan kemuliaanNya.”

Surat itu ditulis oleh beliau, untuk mengingatkan kita semua, dan muhasabah kita, apakah kita tergolong kelompok pertama yang senantiasa alpa, terjebak pada materialism anugerah, hedonism nikmat atau bahkan terpuruk dalam hijab kebendaan yang terus menutupi kita dari Sang PenciptaNya?

Survey publik memang mengungkapkan, mayoritas manusia terjebak pada kegembiraan, sorak sorai, jika wujud anugerah ada di depan matanya. Bila kita berada di wilayah tipudaya seperti itu, sesungguhnya kita harus segera menyadari, bahwa jebakan wujud anugerah bisa menimbulkan kufur nikmat, terhijab dalam lapisan siksa materialism dan hedonism. Sebuah siksaan yang mengerikan, bukan?

Allah Swt membuka pintu-pintu anugerahNya, tetapi umumnya manusia lebih bergembira memasuki pintu-pintu siksaNya.

BOROBUDUR ARCHITECTURAL MASTER PIECES 9Th CENTURY

Long before Angkor Wat in Cambodia stand and the great cathedrals in Europe, Borobudur has stood proudly in Java. Building called UNESCO as monuments and the grandest stupa complex as well as the world's most visited by pilgrims in the mid-9th century until the early 11th century. Buddhists who want to get enlightenment flocked from India, Cambodia, Tibet, and China. Not only is magnificent and large, wall sculptures Borobudur met in 2672 that if the relief panels arranged in rows will reach a length of 6 km! It is touted as an ensemble of Buddhist reliefs largest and most comprehensive in the world, unsurpassed in artistic value.

Reliefs carved on the walls of the temple is divided into 4 main story that is Karmawibangga, Lalita Wistara, Jataka and Awadana, and Gandawyuda. Besides tells about the life of the Buddha and his teachings, the relief also record progress Java community at that time. Evidence that the ancestors of the Indonesian nation is an accomplished sailor and tough can be seen in 10 relief ships. One of the relief ship used as a model in the making replica ships that used to sail the Cinnamon Route from Java to the African continent. Currently replica ship called Borobudur Ship Museum was stored in Ocean Mercury.

To follow the flow of the fabric of the story that were inscribed on the walls of the temple, visitors must walk clockwise around the temple, known by the term circumambulation. Enter through the east door, walk clockwise to the position of the temple is always there on the right, until arriving at the east stairs and stepped up to the next level. This is done repeatedly until all levels are exceeded and in the top of the temple-shaped stupa. At the top, lift up the views in all directions it will show row Menoreh Hills, Mount Sindoro, Sumbing, Mount Merapi, and Merbabu that stands around the temple. Mountains and hills as if a guard who fortify the existence of Borobudur.

Based Karangtengah inscription dated on 26 May 824, Borobudur was built by King Samaratungga between the 8th century until the 9th century, together with Mendut and Pawon. The development process lasted for 75 years under the leadership of architect Gunadarma. Although not familiar with computers and other advanced equipment, Gunadarma able to implement the interlock system in the construction of the temple. A total of 60,000 cubic meters of andesite, amounting to 2,000,000 blocks of stone were brought from Elo and Progo River sculpted and assembled into a giant puzzle that covers a small hill to form Borobudur.

Borobudur not only have a very high artistic value, masterpiece which is evidence of human civilization in the past is also loaded with philosophical value. Carrying the concept mandala symbolizes the universe cosmology in Buddhism, this magnificent building is divided into three levels, namely the world desire or lust (Kamadhatu), the world form (rupadhatu), and a world without form (Arupadhatu). When viewed from a height, like fried lotus Borobudur Temple on the hill. The walls of the temple which is at the level Kamadatu and Rupadatu as flower petals, while a row of circular stupa at the level Arupadatu into stamens. Parent stupa symbolizes the Buddha, so the whole Borobudur depict Buddha was sitting on lotus petals.

Enjoy the grandeur of Borobudur is not just enough to walk down the hallway and go up to the top level of the temple. One thing that should not be missed is witnessing Borobudur Borobudur Sunrise and Sunset from the top of the temple. Showers of the morning sun hit stupas and statues of Buddha made the majesty and grandeur of the temple is more pronounced. While standing at the top of the temple at dusk along the row of stupas and watch the sun slowly began to shade will create a feeling of calm and peace.

CANDI BOROBUDUR MAHAKARYA ARSITEKTUR ABAD KE IX

Jauh sebelum Angkor Wat berdiri di Kamboja dan katedral-katedral agung ada di Eropa, Candi Borobudur telah berdiri dengan gagah di tanah Jawa. Bangunan yang disebut UNESCO sebagai monumen dan kompleks stupa termegah serta terbesar di dunia ini ramai dikunjungi oleh peziarah pada pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11. Umat Buddha yang ingin mendapatkan pencerahan berduyun-duyun datang dari India, Kamboja, Tibet, dan China. Tidak hanya megah dan besar, dinding Candi Borobudur dipenuhi pahatan 2672 panel relief yang jika disusun berjajar akan mencapai panjang 6 km! Hal ini dipuji sebagai ansambel relief Buddha terbesar dan terlengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni.

Relief yang terpahat di dinding candi terbagi menjadi 4 kisah utama yakni Karmawibangga, Lalita Wistara, Jataka dan Awadana, serta Gandawyuda. Selain mengisahkan tentang perjalanan hidup Sang Buddha dan ajaran-ajarannya, relief tersebut juga merekam kemajuan masyarakat Jawa pada masa itu. Bukti bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia adalah pelaut yang ulung dan tangguh dapat dilihat pada 10 relief kapal yang ada. Salah satu relief kapal dijadikan model dalam membuat replika kapal yang digunakan untuk mengarungi The Cinnamon Route dari Jawa hingga benua Afrika. Saat ini replika kapal yang disebut sebagai Kapal Borobudur itu disimpan di Museum Samudra Raksa.

Untuk mengikuti alur jalinan kisah yang terpahat pada dinding candi, pengunjung harus berjalan mengitari candi searah jarum jam atau yang dikenal dengan istilah pradaksina. Masuk melalui pintu timur, berjalan searah jarum jam agar posisi candi selalu ada di sebelah kanan, hingga tiba di tangga timur dan melangkahkan kaki naik ke tingkat berikutnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga semua tingkat terlewati dan berada di puncak candi yang berbentuk stupa induk. Sesampainya di puncak, layangkanlah pandangan ke segala arah maka akan terlihat deretan Perbukitan Menoreh, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu yang berdiri tegak mengitari candi. Gunung dan perbukitan tersebut seolah-olah menjadi penjaga yang membentengi keberadaan Candi Borobudur.

Berdasarkan prasasti Kayumwungan yang bertanggal 26 Mei 824, Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga antara abad ke-8 hingga abad ke-9, berbarengan dengan Mendut dan Pawon. Proses pembangunan berlangsung selama 75 tahun di bawah kepemimpinan arsitek Gunadarma. Meski belum mengenal komputer dan peralatan canggih lainnya, Gunadarma mampu menerapkan sistem interlock dalam pembangunan candi. Sebanyak 60.000 meter kubik batu andesit yang berjumlah 2.000.000 balok batu yang diusung dari Sungai Elo dan Progo dipahat dan dirangkai menjadi puzzle raksasa yang menutupi sebuah bukit kecil hingga terbentuk Candi Borobudur.

Borobudur tidak hanya memiliki nilai seni yang teramat tinggi, karya agung yang menjadi bukti peradaban manusia pada masa lalu ini juga sarat dengan nilai filosofis. Mengusung konsep mandala yang melambangkan kosmologi alam semesta dalam ajaran Buddha, bangunan megah ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni dunia hasrat atau nafsu (Kamadhatu), dunia bentuk (Rupadhatu), dan dunia tanpa bentuk (Arupadhatu). Jika dilihat dari ketinggian, Candi Borobudur laksana ceplok teratai di atas bukit. Dinding-dinding candi yang berada di tingkatan Kamadatu dan Rupadatu sebagai kelopak bunga, sedangkan deretan stupa yang melingkar di tingkat Arupadatu menjadi benang sarinya. Stupa Induk melambangkan Sang Buddha, sehingga secara utuh Borobudur menggambarkan Buddha yang sedang duduk di atas kelopak bunga teratai.

Menikmati kemegahan Candi Borobudur tidak hanya cukup dengan berjalan menyusuri lorong dan naik ke tingkat teratas candi. Satu hal yang jangan dilewatkan adalah menyaksikan Borobudur Sunrise dan Borobudur Sunset dari atas candi. Siraman cahaya mentari pagi yang menerpa stupa dan arca Buddha membuat keagungan dan kemegahan candi lebih terasa. Sedangkan berdiri di puncak candi di kala senja bersama deretan stupa dan menyaksikan sinar matahari yang perlahan mulai lindap akan menciptakan perasaan tenang dan damai.