GRC - Sejarah motor dual sport memang sudah sangat panjang. Sampai sekarang motor tipe ini masih sangat digemari meskipun permintaannya nggak tinggi-tinggi amat. Memang apa sih enaknya pakai motor dual sport? Motor dual sport memiliki desain seperti motor motocross/enduro, tinggi, ramping, dan memiliki ground clearance tinggi. Menariknya, motor dual sport merupakan motor street legal yang artinya bisa digunakan di jalan raya berkat adanya headlight, tail light, lampu sign, speedometer, kaca spion, rear fender, hingga plate holder. Motor dual sport seperti ini bisa diajak bermain off road – yang tidak terlalu berat tentunya – sekaligus bisa diajak bermain-main di kota tanpa perlu takut kena tilang polisi.
Di pasaran saat ini terdapat banyak pilihan motor dual sport. Ada motor dual sport dari Eropa, Jepang, China, bahkan produk lokal pun ada. Tapi kali ini kita hanya akan membahas mengenai motor dual sport buatan Eropa dan Jepang saja, serta bagaimana effort para pabrikan Eropa dan Jepang dalam membangun motor dual sport tersebut. Mari kita bahas!!
Motor Dual Sport Eropa
Sejumlah brand asal Eropa memang mengeluarkan motor dual sport. Contohnya adalah KTM, Husqvarna, dan Beta. Pendekatan yang dilakukan oleh brand Eropa dalam membangun motor dual sport sangatlah berbeda kalau dibandingkan dengan brand Jepang. Brand Eropa selalu berpikir sederhana dan nggak jelimet. Brand Eropa biasanya mulai membangun motor dual sport itu dari motocross. Maksudnya begini… Urutannya, yang pertama, brand Eropa membuat motor enduro dari basis motocross alias motor balap. Contohnya saja KTM dan Husqvarna yang membangun motor enduro mereka menggunakan frame dan engine yang sama dengan lineup motocross, tapi kemudian mengubah berbagai hal seperti engine mapping, airbox, muffler, rasio gear, suspensi, memasang headlight, tail light, speedometer, ban, dan lain-lain agar karakternya cocok sebagai motor enduro yang nyaman diajak blusukan ke hutan.
Lalu bagaimana dengan motor dual sport Eropa? Gampang mas bro… Pabrikan Eropa nggak mau pusing… Dari basis motor enduro inilah brand Eropa membangun motor dual sport. Mereka tinggal melakukan sedikit ubahan agar motor enduro bisa berfungsi sebagai motor dual sport, di antaranya dengan mengubah ban enduro menjadi ban dual purpose, memasang lampu sign, memasang rear fender yang juga berfungsi sebagai dudukan plat nomor polisi, dan memasang kaca spion. Maka jadilah motor dual sport yang legal digunakan di jalan raya. Apalagi motor enduro model terbaru (model year 2017) dari brand Eropa umumnya sudah lolos uji emisi dan kebisingan Euro 4. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai emisi gas buang dan tingkat kebisingan motor. Intinya motor dual sport Eropa adalah motor enduro yang di-dual sport-kan atau orang sana lebih familiar dengan sebutan “motor street legal off road”… Jadi dari segi spesifikasi mesin dan rangka dipastikan sama dengan versi enduro!!!
Kelebihan Motor Dual Sport Eropa:
- Bobot ringan seperti motor enduro
- Performa beringas layaknya motor enduro
Kekurangan Motor Dual Sport Eropa:
- Harga mahal
- Interval perawatan (servis) pendek karena secara spesifikasi sebenarnya mirip seperti motor kompetisi
- Lebih boros bahan bakar
- Spare parts lebih mahal dari brand Jepang
Contoh Motor Dual Sport Eropa:
- KTM 250 EXC-F Dual Sport
- KTM 350 EXC-F Dual Sport
- KTM 450 EXC-F Dual Sport
- KTM 500 EXC-F Dual Sport
- Husqvarna FE 250 Dual Sport
- Husqvarna FE 350 Dual Sport
- Husqvarna FE 450 Dual Sport
- Husqvarna FE 501 Dual Sport
- Beta 350 RR-S
- Beta 390 RR-S
- Beta 430 RR-S
- Beta 500 RR-S
Motor Dual Sport Jepang
Dalam membangun motor dual sport, brand Jepang memiliki pendekatan yang sangat berbeda kalau dibandingkan dengan brand Eropa. Brand Jepang menempuh cara yang lebih jelimet dan panjang. Sebagai contoh Honda yang memiliki motor dual sport CRF250L dan Yamaha dengan WR250R. Honda CRF250L dan Yamaha WR250R dibangun dari nol dan tidak ada sangkut pautnya dengan motor enduro mereka, Honda CRF250X dan Yamaha WR250F. Dari segi frame maupun engine, jelas Honda CRF250L beda total dengan Honda CRF250X. Begitu juga frame dan engine Yamaha WR250R yang berbeda dengan Yamaha WR250F.
Jadi pada intinya, brand Jepang dengan sengaja membangun frame dan engine yang memang khusus sebagai motor dual sport. Nggak heran kalau performa motor dual sport brand Jepang jauh lebih inferior dibandingkan dengan motor enduro mereka, apalagi kalau dibandingkan dengan motor dual sport Eropa. Sebagai perbandingan, Honda CRF250L memiliki tenaga 26 HP dan Yamaha WR250R hampir 30 HP, sedangkan KTM 250 EXC-F Dual Sport atau Husqvarna FE 250 Dual Sport tenaganya mencapai sekitar 40-42 HP. Itu belum termasuk bobotnya yang jauh lebih berat sehingga motor dual sport Jepang kurang cocok dipakai di medan off road yang berat. Ya, motor dual sport brand Jepang memang cocoknya hanya digunakan sebagai kendaraan jalan raya dan light off road saja. Maka jangan heran kalau mesin motor dual sport Jepang bisa dipasang pada street bike mereka. Misalnya saja mesin Honda CRF250L dipasang pada Honda CBR250R (single cylinder), sementara mesin Kawasaki KLX250S dipasang pada Kawasaki Ninja RR Mono dan Kawasaki Z250SL, karena karakternya memang kalem.
Meskipun motor dual sport brand Jepang tidak setangguh motor dual sport brand Eropa, namun motor dual sport brand Jepang tetep miliki sejumlah keunggulan. Misalnya saja dari segi harga… Harga motor dual sport Jepang jelas jauh lebih murah ketimbang motor dual sport Eropa. Itu belum termasuk interval servis yang panjang, lebih hemat bahan bakar, dan harga spare parts lebih murah, membuat adventure menggunakan motor dual sport brand Jepang lebih bersahabat di kantong daripada motor dual sport Eropa.
Kelebihan Motor Dual Sport Jepang:
- Harga lebih murah
- Interval servis panjang
- Hemat bahan bakar
- Spare parts lebih murah
Kekurangan Motor Dual Sport Jepang:
- Bobot berat
- Performa kurang nampol
Contoh Motor Dual Sport Jepang:
- Honda CRF250L
- Yamaha WR250R
- Kawasaki KLX250S
- Suzuki DR-Z400S
No comments:
Post a Comment