11. بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ
Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari.
Maksudnya adalah mengambil sesuatu yang sudah ada pada genggaman kita pada hari ini itu lebih baik daripada menunggu sesuatu yang datangnya atau tidaknya belum pasti di kemudian hari. Karena pada yang demikian itu terdapat risiko yang besar yang mana ada kemungkinan kita tak akan mendapatkan sesuatu sama sekali.
12. الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ
Waktu itu lebih mahal daripada emas.
Emas dan harta yang habis masih bisa dicari, namun waktu dan kesempatan yang berlalu tak akan pernah bisa kembali lagi.
13. العَقْلُ السَّلِيْمُ فيِ الجِسْمِ السَّلِيْمِ
Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat.
Tak dapat dipungkiri bahwa kesehatan jasmani seseorang itu sedikit atau banyak pasti mempengaruhi kesehatan rohaninya.
14. خَيْرُ جَلِيْسٍ فيِ الزَّمَانِ كِتَابٌ
Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku.
Ini sejalan dengan ayat pertama yang diturunkan di dalam Al-Quran yang berbunyi “bacalah!”.. Maka sudah seharusnya bagi kita untuk memanfaatkan waktu-waktu kita dengan membaca dan menelaah.
15. مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
Barang siapa menanam, pasti akan memanen (hasilnya).
Maksudnya semua orang pasti akan mendapatkan hasil ataupun balasan atas segala perbuatannya. Baik maupun buruk perbuatan itu. Ini selaras dengan kandungan salah satu ayat dalam surat Al-Zalzalah: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”.
16. خَيْرُ الأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلىَ الخَيْرِ
Sebaik-baik teman itu ialah yang menunjukkan kamu kepada kebaikan.
Banyak orang tertipu dan menyangka bahwa teman terbaik adalah yang selalu mendukung apapun yang kita lakukan baik itu benar maupun salah. Namun ketahuilah bahwa teman sejati itu adalah yang selalu menginginkan kebaikan untuk kita walaupun dengan cara memarahi kita tatkala kita berbuat kesalahan. Karena yang ia inginkan hanyalah menunjukkan jalan kebaikan kepada kita.
17. لَوْلاَ العِلْمُ لَكَانَ النَّاسُ كَالبَهَائِمِ
Seandainya bukan karena ilmu, niscaya manusia itu seperti binatang.
Manusia itu derajatnya bisa melebihi Malaikat dan bisa juga lebih rendah dari binatang sekalipun, semuanya bergantung kepada amal dan perbuatan. Adapun ilmu di dalam hidup ini berperan sebagai penuntun bagi anak manusia untuk tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang membawanya menuju lembah kehancuran. Karena itulah kita dituntut untuk menuntut ilmu sepanjang hayat.
18. العِلْمُ فيِ الصِّغَرِ كَالنَّقْشِ عَلىَ الحَجَرِ
Ilmu pengetahuan di waktu kecil itu, bagaikan ukiran di atas batu.
Menuntut ilmu di waktu kecil memang terasa berat, namun hasilnya akan selalu membekas hingga dewasa, karena otak manusia ketika itu masih jernih. Namun tidak demikian halnya dengan orang yang sudah tua, menuntut ilmu tatkala tua adalah hal yang sangat sulit dikarenakan kemampuan otak dan fisik yang sudah menurun.
19. لَنْ تَرْجِعَ الأَياَّمُ الَّتيِ مَضَتْ
Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.
Maka sungguh benar sekali jika dikatakan bahwa hal yang paling dekat dari kita adalah kematian karena ia bisa datang kapan saja, dan hal yang paling jauh dari diri kita adalah masa lalu, karena ia tak akan pernah kembali lagi.
20. تَعَلَّمَنْ صَغِيْرًا وَاعْمَلْ بِهِ كَبِيْرًا
Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar.
Maksudnya masa-masa muda itu hendaklah dipergunakan sebaik-baiknya untuk menuntut ilmu, karena semua hal yang pernah kita pelajari di masa kecil, sekecil apapun hal itu pasti akan berguna dan bisa kita amalkan di kemudian hari.
No comments:
Post a Comment